Klaten -
Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah kembali mengalami erupsi sore ini. Suara dentuman terdengar oleh warga di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi, Klaten.
Koordinator Relawan Sabuk Gunung Merapi (PASAG) Kecamatan Kemalang Jenarto Jack mengatakan saat Gunung Merapi erupsi tidak terlihat karena tertutup kabut. Namun sempat terdengar suara gemuruh.
"Ada suara gemuruh, tapi pendek. Sebab, tertutup kabut tebal, sehingga tidak terlihat asapnya," kata Jenarto saat dihubungi detikcom, Kamis (2/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenarto menyebut tidak terpantau ada hujan abu. Sebab, Gunung Merapi tertutup kabut tebal.
"Tidak terlihat. Tapi di puncak tekanan angin hanya landai," terang Jenarto.
Hal senada disampaikan Kaur Perencanaan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang Jainu. Jainu menyebut tidak terlihat erupsi Gunung Merapi karena tertutup kabut.
"Betul, terjadi erupsi, tapi warga hanya tahu dari sinyal seismograf karena puncak tertutup kabut tebal," kata Jainu.
Dia mengatakan sekitar pukul 15.00 WIB, sinyal seismograf meliuk tanda ada aktivitas gunung. Sementara itu, warga yang mengamati puncak Merapi tidak bisa melihat tinggi kolom.
"Kami tidak bisa memantau. Abunya ke arah mana juga tidak terbaca, tetapi warga beraktivitas biasa," lanjut Jainu.
Diberitakan sebelumnya, erupsi Gunung Merapi itu terjadi pukul 15.10 WIB. Dari pantauan BPPTKG, erupsi itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 78 mm dan durasi 345 detik. Teramati tinggi kolom erupsi Β± 3.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi ke timur.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini