Kemudian, lanjut Karyoto, warga terkejut setelah mengetahui bahwa itu adalah proses pemakaman jenazah pasien Corona. Warga pun melayangkan protes dan penolakan.
"Masyarakat kami kelelahan karena kami membuat posko untuk mengantisipasi orang-orang pulang dari luar kota menjadi ODP, pendataan, dan sebagainya, melelahkan pekerjaan ini. Kok tiba-tiba kami dikasih seperti ini, tidak ada pemberitahuan sama sekali. Ini yang menyulut kemarahan warga masyarakat dan saya pribadi selaku kepala desa merasa tersinggung, karena ini wilayah kami, wilayah Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan tempat pemakaman itu berada di perbatasan Desa Tumiyang dan Desa Karang Tengah. Warga menolak karena lokasi pemakaman jenazah dipilih di lokasi yang dekat permukiman.
"Dekat dengan perkampungan warga kami khususnya yang di RT 4/5, kurang-lebih ada 100 meteran. Ini yang menyulut kemarahan masyarakat. Imbauan-imbauan dari pemerintah sudah diikuti-dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat kami. Tapi sebaliknya dari pemerintah juga justru seperti itu," kata Karyoto.
![]() |
Karyoto menjelaskan, setelah warga Desa Tumiyang tahu informasi untuk penguburan jenazah itu, mereka langsung ikut memblokade jalan dan memukuli kentongan.
"Mobil itu tidak boleh keluar. Tuntutan masyarakat harus dipindah makamnya, itu jangan di situ digali," ujarnya.
Bupati Banyumas disebutnya turun ke lokasi tadi malam dan melakukan negosiasi. Hingga akhirnya dilakukan pembongkaran makam pagi tadi.
"Tadi dilaksanakan pembongkaran sekitar jam 08.00 WIB. Tadi siang (jenazah) sudah dibawa," ungkapnya.