Nelangsanya Ibu Siswi yang Disiksa 3 Siswa di SMP Purworejo

Round-Up

Nelangsanya Ibu Siswi yang Disiksa 3 Siswa di SMP Purworejo

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 15 Feb 2020 09:11 WIB
3 siswa pukul-tendangi siswi hingga tak berdaya di SMP Purworejo, Rabu (12/2/2020).
Foto: Tangkapan layar video penyiksaan siswi di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo di media sosial
Yogyakarta -

Kasus penganiayaan siswi di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo oleh tiga temannya menyisakan luka di hati sang ibu. Wanita berinisial SR itu menangis terluka melihat buah hatinya disiksa.

"Lihat video itu, rasane nelangsa," kata SR saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/2/2020).

Raut wajah kesedihan terpancar di wajah SR saat menceritakan kisah pilu penganiayaan keji yang dialami putri bungsunya itu. Sesekali dia menyeka air mata yang menetes di pipi dengan kedua tangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SR mengaku baru tahu penganiayaan yang dialami putrinya itu setelah ditunjukkan video oleh adiknya. Lewat berdurasi 29 detik itu dia baru tahu buah hatinya diperlakukan secara keji.

"Saya tahunya hari Rabu (12/2), dikasih tahu sama adik. Karena saya nggak bisa lihat medsos langsung, wong HP saya nggak tak (saya) isi kuota, jadi cuma buat telepon," tutur SR.

ADVERTISEMENT

Selama ini, SR tak menaruh curiga ketika putrinya kerap pulang dan mengeluh sakit di beberapa bagian tubuhnya. Namun, SR mengaku tak berusaha mencari tahu penyebab keluhan itu.

"Anaknya sambat-sambat (mengeluh) sering sakit, saya kira karena sering guyon (bercanda) sama temannya karena anaknya aktif, saya kira cuma dorong-dorongan gitu atau gimana kan biasa. Dia juga sering minta keluar sekolah, tapi saya nggak ngeh," lanjutnya.

Tonton juga Uang Rp 2.000, Motif Sekelompok Siswa SMP Purworejo Keroyok Siswi :

Selain merasakan sakit, putri keduanya itu juga kerap melaporkan buku atau peralatan menulisnya yang hilang. Dia hanya mengaku jengkel karena putrinya tak bisa menjaga barang-barangnya.

SR pun kaget ternyata buah hatinya itu mengalami perundungan di sekolahnya. Apalagi saat dia melihat video penyiksaan yang dialami putrinya itu.

"Ternyata buku dan pulpen hilang itu karena sering diminta sama temannya. Rok yang sobek itu karena uang anak saya diambil paksa sama temannya dan sakit yang ia ceritakan juga kemungkinan karena dipukuli teman-temannya," jelasnya.

SR menyebut usai penyiksaan yang dilakukan tiga temannya itu, putrinya sempat menangis histeris. Putrinya itu juga belum mau masuk sekolah hingga Jumat (14/2) kemarin.

"Kemarin nangis-nangis terus, teriak-teriak gitu, kayaknya emang trauma. Tapi sekarang sudah agak tenang, bisa main sama saudara yang lain, jadi bisa keslimur (melupakan peristiwa yang dialami)," ungkapnya.

SR menyebut putrinya itu supel dan ramah terhadap siapa saja. Dia pun tak menyangka jika buah hatinya itu ternyata merupakan anak disabilitas, karena dia tak paham disabilitas.

"Ada yang bilang anak saya disabilitas, tapi disabilitas itu apa saya kurang paham. Yang jelas anak saya ya seperti ini, kalau dalam pelajaran menghitung memang agak kurang tapi kalau ngaji pinter," ucap wanita yang sehari-hari berjualan es campur ini.

Dia pun menyerahkan kasus ini ke polisi. SR berharap putrinya bisa mendapatkan keadilan.

"Saya cuma minta keadilan agar pelaku dibuat jera karena sudah kriminal. Kasihan anak saya," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, aksi keji tiga siswa menendangi dan memukul siswi di SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo itu kini berujung ke kantor polisi. Kejadian ini terungkap ke publik setelah video 29 detik yang iseng diambil seorang siswa, viral di media sosial.

Video itu direkam salah seorang teman pelaku yang berinisial F (16). Dalam video itu terlihat tiga siswa berseragam putih biru memukuli dan menendangi seorang siswi. Siswi tersebut terlihat duduk di kursinya dan terpojok tak berdaya. Sambil menundukkan kepalanya di meja, siswi itu terdengar menangis.

Yang mengejutkan adalah pengakuan dari F. Pelaku yang sok jagoan, justru meminta F agar terus merekam aksi-aksi mereka.

Saat jumpa pers di kantornya, Kapolres Purworejo, AKBP Rizal Marito mengungkap, korban mengalami luka lebam. Saat ini tiga siswa pelaku penganiayaan sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Halaman 2 dari 3
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads