Muhammadiyah bertekad akan melakukan revitalisasi SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo. Hal itu dilakukan usai terjadinya kasus perundungan yang dilakukan tiga siswa sekolah tersebut kepada seorang siswi.
Hal tersebut termuat dalam pernyataan sikap yang dikeluarkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Jumat (14/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada 8 poin yang disampaikan terkait terjadinya aksi perundungan tersebut. Selain menyatakan rasa keprihatinan, PDM Purworejo dan Majelis Dikdasmen PWM Jateng juga menegaskan bahwa tindakan ketiga siswa tersebut bukan menunjukkan karakter yang terbentuk di SMP Muhammadiyah Butuh.
"Dengan kejadian ini, kami bertekad untuk menata ulang dan merevitalisasi sekolah tersebut dengan pola baru, menjadi sekolah inklusi berbasis karakter dan ramah anak. Program ini akan bekerja sama dengan Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Purworejo," demikian salah satu butir pernyataan.
Hal penting lainnya dari pernyataan tersebut adalah bahwa Muhammadiyah menginginkan penyelesaian masalah perundungan tersebut dengan tetap mengedepankan hak-hak perlindungan anak, mengingat pihak-pihak yang terlibat masih di bawah umur.
Pernyataan sikap tersebut dikeluarkan di Semarang melalui surat resmi tertanggal 14 Februari 2020. Saat dikonfirmasi detikcom, Ketua PDM Purworejo, Pudjiono membenarkan surat edaran yang memuat pernyataan resmi pihaknya.
"Nggih, leres (ya betul) Itu hasil koordinasi dan kesepakatan dengan PWM dan nasihat Pak Haedar (Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah)," katanya ketika dihubungi detikcom, Jumat (14/2/2020) malam.