Gunung Merapi erupsi pagi tadi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi (BPPTKG) mengungkap kronologi aktivitas Gunung Merapi hingga akhirnya erupsi pada pukul 05.16 WIB tadi.
September-November 2019
BPPTKG mengungkap pada rentang waktu September hingga November 2019, terjadi letusan eksplosif sebanyak empat kali. Letusan ini diiringi aktivitas kegempaan vulkanik. Hal ini disampaikan BPPTKG dalam keterangan tertulis Kepala BPPTKG, Hanik Humaida yang di-posting melalui akun Twitternya @BPPTKG, Kamis (13/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desember 2019-Januari 2020
Selanjutnya, dari pertengahan Desember 2019 hingga Januari 2020, lanjut BPPTKG, kembali terjadi peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik dalam.
"Kemudian diikuti peningkatan aktivitas di permukaan vulkanik dalam, kemudian diikuti peningkatan aktivitas di permukaan seperti gempa guguran/rock-fall (RF), hembusan/degassing (DG, low-frequency LF, multi phase (MP), dan vulkano-tektonik dangkal (VTB))," urai Hanik.
13 Februari 2020
Erupsi terjadi pada pukul 05.16 WIB pagi tadi.
"Setelah itu terjadi letusan tanggal 13 Februari 2020 ini. Data observasi ini menunjukkan kelanjutan aktivitas instrusi magma menuju permukaan, yang merupakan fase ke 7 dari kronologi aktivitas erupsi Gunung Merapi 2018-2020," jelas Hanik.
Hanik menyebut, kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung.
Ancaman bahaya letusan ini, lanjutnya, berupa lontaran material vulkanik dan awan panas dengan jangkauan kurang dari 3 km yang bersumber dari bongkaran material kubah lava. Hanik mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km.
Simak Video "Detik-detik Gunung Merapi Erupsi"