"Selain itu, mi kita buat sendiri, jadi selalu fresh," imbuh Mursam.
Lebih lanjut Mursam menyebut, saat ini mi ayam Tumini mampu menjual ratusan porsi dalam sehari. Bahkan, dalam sehari warung mi ayam tersebut mampu menghabiskan 60-100 kilogram mi dan 30-40 daging ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hari biasa bisa laku sampai 350 porsi (mi ayam), terus kalau hari Sabtu sama Minggu bisa sampai 500 porsi dalam sehari," katanya.
Ada empat varian dalam menu mi ayam Tumini, yakni mi ayam Rp 10.000, mi ayam 1/2 Rp 8.000, mi ayam jumbo Rp 14.000, mi ayam ceker Rp 14.000, dan sawi ayam Rp 8.000. Sedangkan minuman yang tersedia adalah es teh, teh anget, es jeruk, dan jeruk anget, yang dipatok Rp 3.000.
"Sawi ayam itu hanya sawi sama kuah kental isi potongan ayam itu, gampangnya mi ayam tapi tidak pakai mi," ucapnya.
Bu Tumini telah meninggal dunia pada Jumat (7/2) malam. Jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, keesokan harinya. Sedangkan warung mi ayam Tumini masih tutup hingga hari ini dan rencananya akan buka lagi pekan depan.
(sip/mbr)