"Itu memang arca tokoh, cuma sudah rusak. Kita akan cek dulu," ujar Kepala Unit Candi Sewu, Deny Wachyu Hidayat melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (14/1/2020).
Senada dengan Deny, staf BPCB Jateng, Harun al-Rasyid juga menilai pahatan tersebut merupakan arca. "Kalau lihat sekilas, itu arca. Namun kita akan cek dulu," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan urukan berasal dari bongkaran bekas rumah kosong di belakang rumah dinas wakil bupati. Saat mau untuk uruk, batu arca ditemukan lalu cuma diletakkan di depan rumah saya," tutur Purwanto kepada detikcom di rumahnya, Dusun Tempel, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Selasa (14/1/2020).
Saat ditemukan, lanjut Purwanto, arca itu sudah tidak memiliki kepala. Dia menduga bagian yang hilang itu rusak karena pengerukannya dilakukan dengan alat berat.
Pantauan detikcom, kondisi arca tersebut tidak utuh. Bagian leher ke atas hilang dan bekas goresan pecahan batunya terlihat baru.
Tinggi arca hanya sekitar 80 cm dengan bahan batu andesit. Bagian kaki dan selendang juga rusak tetapi bekas rusaknya tampak sudah lama.
Kapolsek Kota AKP Suyadi menambahkan polisi sempat akan menyimpan arca tersebut. Namun Purwanto bersedia menyimpannya sendiri.
"Kalau sanggup mengamankan tidak apa. Namun kalau sanggup akan kami simpan di Mapolsek sehingga saat Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) mengecek bisa ke Polsek," terang Suyadi di rumah Purwanto.
Diwawancara terpisah, Juru bicara Klaten Heritage Community (KHC) Hary Wahyudi mengatakan arca itu diduga jenis arca Nandiswara. Arca tersebut, kata Hary, merupakan fragmen pada dinding candi. Atas informasi temuan itu, KHC sudah melaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
"Arca Nandiswara itu penjaga candi. Pasangannya Mahakala," jelas Hary saat dihubungi detikcom.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini