Kumpul Seniman dan Budayawan Solo, Gibran Catat Banyak Pesan

Pilkada Solo

Kumpul Seniman dan Budayawan Solo, Gibran Catat Banyak Pesan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 03 Jan 2020 22:18 WIB
Gibran Rakabuming Raka mengumpulkan 17 seniman, budayawan dan pegiat Kota Solo, Jumat (3/1/2020). (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo - Gibran Rakabuming Raka mengumpulkan 17 seniman, budayawan dan pegiat Kota Solo. Bakal calon Wali Kota Solo dari PDIP itu hadir mendengarkan masukan untuk kemajuan Solo.

Sejarawan Heri Priyatmoko berharap Gibran dapat memahami sejarah Kota Solo. Gibran diminta membangkitkan pengetahuan anak muda terhadap kotanya, salah satunya dengan membuat narasi yang segar.

"Anak muda ini bukan hanya sekadar jadi peluang suara pemilih. Kita harus bisa membangkitkan dengan konten yang segar. Narasi sejarah kota saat ini banyak yang terabaikan. Puing-puing Yunani tinggal puing, keraton secara fisik sudah tidak memadai. Tapi bagaimana kita menarasikan kepada anak muda agar lebih segar," kara Heri usai pertemuan bersama Gibran, Jumat (3/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia pun berpesan kepada Gibran agar benar-benar menggunakan telinganya jika benar-benar terpilih sebagai wali kota. Dia menyebut telinga bukan hanya sekadar cantolan.

"Kuping iku dudu centelan (telinga itu bukan cantolan), tapi punya fungsi mendengarkan. Jadi nanti kalau jadi pemimpin harus benar-benar mendengar dan berbuat untuk rakyat," ujar dia.

Pelaku seni Kota Solo, Heru Mataya, juga berharap agar Gibran bisa memberikan gairah baru terhadap dunia seni budaya di Kota Solo. Menurutnya, kegiatan seni di Solo saat ini lebih banyak terjebak pada rutinitas.

"Festival dan event Kota Solo jangan sampai terjebak rutinitas, tapi harus ada inovasi baru. Selama ini sudah bagus, tapi harus lebih berinovasi lagi agar semakin bergairah," kata Heru.


Dia juga berharap sanggar-sanggar seni di kampung-kampung kembali digerakkan. Lebih jauh, Solo diharapkan bisa menjadi kota pertunjukan seni dunia yang menjadi rujukan turis mancanegara.

"Bagaimana orang luar negeri bisa datang ke sini melihat acara kita, agar bisa menjadi bergairah lagi. Jadi tidak hanya ditonton orang Solo," ungkap dia.

Sementara itu, Gibran sendiri mengaku tidak berbicara banyak dalam forum tertutup itu. Dia hanya mendengarkan masukan-masukan dari para pegiat seni dan budaya itu.

"Tujuan saya hanya ingin jadi pendengar saja, menerima masukan kritikan untuk nanti bisa menjadikan Solo lebih baik lagi. Menjadikan Solo menjadi destinasi wisata yang bisa dibanggakan. Intinya saya cuma jadi pendengar," ungkap Gibran.


Gibran mengaku mencatat semua masukan yang disampaikan kepada dirinya. Antara lain mengenai pengembangan sanggar seni di kampung.

"Antara lain menghidupkan sanggar-sanggar di kampung, gamelan, ketoprak. Itu aja. Banyak banget (yang saya catat), dua halaman. Kalau bicara masalah budaya, tidak ada habisnya. Solo itu sangat kaya," tutupnya.
Halaman 2 dari 2
(bai/rih)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads