Viral di Jateng-DIY, Murid Todong Guru Gegara HP hingga Meja Sultan Patah

Kaleidoskop 2019

Viral di Jateng-DIY, Murid Todong Guru Gegara HP hingga Meja Sultan Patah

Tim Detikcom - detikNews
Selasa, 31 Des 2019 14:45 WIB
Kakek nenek yang viral gegara so sweet di KA Prameks. Foto: Tangkapan layar dari video di medsos
Yogyakarta - Sejumlah informasi berbentuk foto dan video yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan DIY mencuri perhatian netizen. Mulai dari meja peninggalan Sri Sultan HB VIII patah hingga pasangan kakek-nenek yang so sweet banget di KA Prameks.

1. Video nenek tidur di pangkuan kakek dalam perjalanan KA Prameks

Video yang memperlihatkan nenek tidur di pangkuan seorang kakek di dalam kereta api yang sedang melaju ramai dibicarakan di media sosial. Mata sang nenek terpejam, sedangkan tangan kakek tampak memegang tubuh si nenek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu salah satunya diunggah di akun Instagram @jelajahsolo. Si kakek yang mengenakan peci dan bersarung tampak duduk dengan nyaman, sesekali kakinya berayun kecil, dan matanya menatap ke luar jendela kereta. Sedangkan sang nenek, yang mengenakan kerudung putih dan berkain batik, tidur terbaring di pangkuan kakek.Video itu hanya berdurasi beberapa detik tapi berhasil menangkap momen manis keduanya.

Video itu di-upload pada Senin (9/12) dengan keterangan, "Di kereta Prameks hari ini...Menua bersama, Relationship goals banget ya gan." Disebutkan di akun tersebut bahwa video tersebut merupakan kiriman dari akun @sheilakusumawardani.

PT KAI Daerah Operasional 6 membenarkan bahwa video itu diambil di KA Prameks. "Betul, itu di Prameks," ujar Manajer Humas Daerah Operasional 6 PT KAI Eko Budianto kepada detikcom, Selasa (10/12).

Netizen ramai-ramai mengomentari video ini. Rata-rata dari mereka menuliskan doa agar kakek dan nenek di video ini sehat selalu. Bahkan beberapa di antara mereka menyampaikan rasa harunya.

Perekam video tersebut Sheila Kusuma Wardani Amnesti mengungkap bahwa momen itu ditangkapnya pada perjalanan Prameks 251 jurusan Solo-Kutoarjo pada Senin (10/12) sekitar pukul 06.50 WIB. Sheila yang berprofesi sebagai dosen ini mengaku terbawa perasaan alias baper melihat mesranya kakek-nenek tersebut.

Identitas pasangan lansia itu akhirnya terungkap beberapa hari kemudian. Mereka bernama Muhammad Khoiri (80) dan Ngadawiyah (75) warga Purworejo. Saat dikunjungi detikcom, Khoiri mengaku memang selalu mesra dengan sang istri kapanpun dan di manapun. Pengakuan itu juga diamini salah seorang putranya, Taslimatul Amin (35).


"Kalau yang satu nggak ada dicariin. Pas simbok di rumah sakit, bapak nungguin terus jadinya satu ranjang buat berdua," kata Amin.

2. Polemik Surat Edaran Siswa Wajib Berbaju Muslim di Gunungkidul

Surat edaran berisi siswa SDN Karangtengah III Gunungkidul wajib berpakaian muslim sempat viral di media sosial pada Bulan Juni lalu.

Berikut ini isi surat edaran yang berujung polemik:

SURAT EDARAN

Berdasarkan hasil rapat SDN Karangtengah III pada hari Selasa 18 Juni 2019, maka dengan ini kami sampaikan aturan sebagai berikut:

1. Tahun pelajaran 2019/2020 siswa baru kelas I wajib memakai seragam muslim.
2. Bagi siswa kelas II-VI belum diwajibkan, yang mau ganti seragam muslim.
3. Tahun pelajaran 2020-2021 semua siswa wajib berpakaian muslim.
4. Berikut kami sertakan contoh gambarnya.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Kepala SDN Karangtengah III, Puji Astuti menjelaskan pembuatan aturan tersebut berdasar pada sulitnya murid laki-laki saat mengenakan sarung untuk menjalankan ibadah salat. Karena itu, ia mengadakan forum bersama wali murid guna membahas permasalahan tersebut.

Puji menyebut, sejak pemberlakuan aturan itu ia sama sekali belum pernah mendapat keluhan dari orangtua murid. Terlebih, semua murid yang Sekolah di SD Karangtengah III beragama Islam.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rosyid mengatakan, bahwa surat edaran yang dikeluarkan SD Karangtengah III merupakan hasil kesepakatan orang tua murid. Namun karena isi surat edaran itu kurang pas, maka ia meminta Kepala SD Karangtengah III untuk merevisinya.


Meski begitu, aturan ini menuai kontroversi. Wakil Bupati Kabupaten Gunungkidul, Immawan Wahyudi meminta maaf terkait adanya regulasi di SD Karangtengah III yang mewajibkan murid beragama Islam mengenakan pakaian muslim. Ke depannya para pembuat regulasi akan diberi pelatihan.

Kepala Disdikpora DIY, Kadarmanta Baskara Aji juga angkat bicara mengenai viralnya surat edaran SDN Karangtengah III Gunungkidul yang mewajibkan siswa barunya berbaju muslim. Aji menegaskan aturan tersebut salah.


Namun di sisi lain beberapa wali murid mengaku tak masalah dengan aturan itu. Salah seorang di antaranya Supeni (48). Menurutnya, berpakaian muslim jadi upaya untuk mengenalkan ajaran agama sejak dini kepada anak.

Ralat Surat Edaran

Memperhatikan saran masukan dari berbagai pihak dan untuk menjamin pemberian hak kepada semua peserta didik, maka bersama ini kami mencabut surat edaran tertanggal 18 Juni 2019 yang mengatur tentang pemakaian seragam bagi peserta didik SDN Karangtengah III.

Selanjutnya pemakaian seragam kami atur sebagai berikut:

1. Tahun pelajaran 2019-2020 peserta didik kelas 1 yang beragama Islam dianjurkan mengenakan seragam dengan pakaian muslim.

2. Sedangkan bagi siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang beragama Islam belum dianjurkan dan bagi yang akan menggantikan seragamnya dianjurkan mengenakan seragam dengan pakaian muslim.

3. Jika akan mengenakan seragam pakaian muslim sebagaimana dimaksud nomor 1 dan 2 berikut ini kami sertakan contoh gambarnya.

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

3. Siswa SMP di Gunungkidul Todong Gurunya Gegara HP Disita

Seorang siswa di Gunungkidul melakukan tindakan tak terpuji. Untuk meminta kembali ponsel (HP) miliknya yang disita pihak sekolah, dia mengancam pihak guru dengan senjata tajam. Video penodongan ini viral di media sosial pada Bulan September 2019.

Seorang siswa laki-laki di SMPN 5 Ngawen, Gunungkidul, kedapatan bermain ponsel di dalam kelas saat jam pelajaran. Hal itu diketahui oleh guru pendidikan agama Islam. Oleh guru, HP tersebut langsung disita.


Aturannya, siswa SMP memang belum diperbolehkan membawa HP ke sekolah.

Sehari setelahnya, siswa tersebut datang ke sekolah, namun tidak mengikuti pelajaran. Dia membolos. Tak lama berselang, dia kembali ke sekolah namun kali ini tak memakai seragam dan membawa senjata tajam berupa sabit.

Sesampai di luar pagar sekolah, sembari menodongkan sabit, dia berteriak meminta agar ponselnya dikembalikan. Dari rekaman video yang viral, dia mengenakan kaus merah dan bercelana gelap. Berjalan tenang sembari tangannya memegang sabit.

Pihak sekolah tak mau ambil risiko. HP milik si bocah dikembalikan dengan cara dilempar ke lantai. Setelah menerima ponselnya kembali, siswa tersebut langsung keluar dari halaman sekolah dan tidak mengikuti pelajaran.

Polsek Ngawen turun tangan untuk ikut menyelesaikan persoalan tersebut. Demikian juga dengan Disdikpora Kabupaten Gunungkidul. Pihak sekolah mengakui kejadian tersebut dan akan membina siswa tersebut agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

4. Video Polisi Joget Jawa Dicari GKR Hayu

Putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hayu, mem-posting video seorang polisi yang asyik menari tradisional Jawa. GKR Hayu menyampaikan apresiasi atas semangat polisi tersebut.

"Maturnuwun Pak Polisi yg semangat pake tutorial di yutub @kratonjogja," tulis GKR Hayu melalui akun Twitter-nya @GKRHayu, Kamis (21/11).

Video tersebut berdurasi 1 menit 51 detik. Hingga pukul 11.13 WIB, video itu telah disukai oleh 1.500 akun dan di-retweet 630 kali.


Meski sambil membawa senjata senapan laras panjang, polisi itu tampak bersemangat memperagakan setiap gerakannya meski sesekali sambil membenarkan posisi senjatanya yang berubah akibat gerakan-gerakan tarinya.

Video ini diambil dari arah belakang. Belum diketahui siapa yang merekam aksi polisi yang sedang menari jenis langen mandra wanara itu.

Bahkan GKR Hayu, masih melalui akun Twitter-nya, meminta informasi tentang sosok polisi di dalam video tersebut.

"Plis, kabar2 kalo ada yg tau ini Pak Polisi mana," tutup GKR Hayu.

Postingan GKR Hayu itu direspons oleh Polda DIY. "Kami juga sedang melacak @GKRHayu," demikian keterangan Polda DIY melalui akun @PoldaJogja, Kamis (21/11).

Menjawab respons Polda DIY, GKR Hayu justru khawatir.

"Eh, aku bukan nlomprongke (menjerumuskan) dalam masalah to kie?" kata GKR Hayu.

5. Meja Sri Sultan HB VII Patah Gegara Turis Selfie

Meja peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII yang dipajang di Keraton Yogyakarta rusak gegara seorang wisatawan ingin selfie. Pihak Keraton sempat dibuat kesal tapi akhirnya memaafkan.

Kekesalan itu sempat disampaikan Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Hayu lewat akun Twitter-nya. GKR Hayu juga menyinggung soal larangan berfoto, yang disebut mengurangi keindahan di museum atau pameran.

"Katanya tulisan dilarang pegang dilarang foto itu mengurangi keindahan museum/pameran. Tp utk menghadapi jenis orang butuh konten tp ndak bisa baca gini gimana?" tulis GKR Hayu di akunnya @GKRHayu, seperti dikutip detikcom, Senin (16/12).

"Ada yg mau duduk di pelenggahan dr HB VIII dan selfi, sukses nyamplak (menyenggol) meja marmer," lanjutnya.


Dihubungi detikcom, GKR Hayu enggan mengungkap identitas wisatawan yang tak sengaja merusak meja peninggalan Sultan HB VIII tersebut. "Saya nggak share detail orangnya ya," ujar Hayu.

Meski begitu, pihak Keraton Yogyakarta tak ingin membawa masalah itu ke jalur hukum. Pihak wisatawan sudah menunjukkan iktikad baik untuk memberi ganti rugi atas kesalahannya.


"Karena memang tidak ada unsur kesengajaan," kata Penghageng KH Nitya Budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara.

"Iya (sudah dimaafkan)," ujar Bendara.

6. Video Mesum Camat Wonogiri

Camat Karangtengah Wonogiri, Sunarto (55) bikin geger usai mengunggah video mesum dirinya dengan selingkuhan sebagai status WhatsApp (WA). Kini Sunarto telah dipecat sebagai camat, ditetapkan jadi tersangka dan ditahan polisi.

Sunarto mengaku mengunggah video asusila itu tanpa sengaja dan tak tahu videonya tersebar luas.

Kasus ini mendapat perhatian dari sejumlah pejabat daerah. Bahkan Bupati Wonogiri Joko Sutopo meminta maaf kepada warganya atau perilaku Sunarto.

"Pak Camat Karangtengah sudah mencederai nilai etika dan nilai moralitas dan profesionalitas. Sehingga kami selaku pemerintah daerah mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Wonogiri secara umum dan Kecamatan Karangtengah secara khusus," ujar Bupati Joko Sutopo saat dijumpai wartawan di Pendopo Rumdin Bupati Wonogiri, Jumat (29/11).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads