Dari hasil autopsi RS Bhayangkara Polda DIY, diketahui kerangka itu berjenis kelamin perempuan.
"Dari pemeriksaan, sementara jenis kelamin (kerangka manusia di dalam septic tank) perempuan," ujar Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (24/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riko mengungkap kerangka tersebut hingga kini masih berada di RS Bhayangkara Polda DIY. Hasil pemeriksaan sementara dokter, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada kerangka tersebut.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi di antaranya pemilik rumah di mana septic tank lokasi penemuan kerangka itu berada, Waluyo, dan keluarga menantu Waluyo, Ayu Selisa yang hilang sejak 2009.
"Dan hari ini juga dilakukan komunikasi dengan orangtua Ayu Selisa yang informasinya anaknya hilang itu," jelas Riko.
Riko mengungkapkan kondisi orang tua Ayu Selisa tak sehat sehingga petugas harus mendatanginya untuk pemeriksaan. Polisi akan memeriksa DNA keluarga Ayu Selisa.
"Dokter (RS Bhayangkara Polda DIY) meminta untuk dilakukan tes DNA (kepada keluarga Ayu Selisa), sebagai pembandingnya. Dan penyidik akan melakukan tes DNA orang tua Ayu Selisa itu," ucap Riko.
Diberitakan sebelumnya, kerangka itu awalnya ditemukan oleh pekerja yang sedang memperbaiki saluran septic tank milik Waluyo (62) yang berada di Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Minggu (22/12) sore. Usai dievakuasi, kerangka tersebut langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY dan diautopsi keesokan harinya.
Para tetangga mengungkapkan kecurigaan ada hubungan antara kerangka itu dengan sosok menantu Waluyo yakni Ayu Selisa yang hilang secara misterius.
Ketua RT 07, Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Bantul, Suparno (50) bercerita bahwa menantu Waluyo yang akrab disapa Selisa itu hilang pada 2009.
Suparno melanjutkan, suami Selisa yakni Edi Susanto meninggal dengan cara gantung diri beberapa waktu kemudian. Edi meninggalkan wasiat yang berisi ingin menyusul Selisa dan neneknya.
"Wasiat itu intinya berisi 'pak, mak, aku arep nyusul mbok tua" (pak buk saya mau menyusul nenek sama istri saya). Nah, itu kan jadi kecurigaan (di bagian) 'nyusul istri saya itu'. Apalagi selama ini tidak ada yang tahu dia (Selisa) di mana," ujar Suparno saat ditemui di tempat jualannya, Pasar Niten, Dusun Geneng, Desa Panggungharjo, Bantul.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini