Erwan menuturkan sarapan ini disediakan oleh karyawan di lingkungan Fisipol UGM. Sistem gotong-royong menjadi salah satu landasan program ini terus bertahan.
"Yang menyediakan itu para karyawan kami, jadi dijadwal siapa yang menyediakan sarapan untuk mahasiswa. Jadi prinsipnya gotong royongnya, ada sedikitlah kegiatan ekonomi untuk karyawan-karyawan yang membutuhkan tapi itu tadi dengan acuan minimal ada telurnya, nasi, dan susunya," urainya.
Erwan menuturkan selama ini nasi bungkus maupun susu yang disediakan selalu habis. Mahasiswa bisa dengan tertib mengambil dan menikmati sarapan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia meyakini dengan perut terisi, para mahasiswanya bisa mengerjakan ujian dengan lancar. Sehingga hasil ujian mahasiswanya bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
"Kalau ujian dengan perut kosong, konsentrasi terganggu, selain juga ada yang pingsan, kinerja otaknya kurang baik. Nilai ujian mahasiswa kami jadi tidak baik. Sebenarnya ada banyak tujuan untuk meningkatkan prestasi mahasiswa juga, sehingga ketika mengerjakan soal itu mereka sudah tercukupi gizinya," urainya.
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini