Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersih

Round-Up

Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersih

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 11 Des 2019 08:59 WIB
Sampah di Malioboro pada Selasa Wage malam. (Foto: Vattaya Zahra)
Yogyakarta - Hari Selasa Wage menjadi kesempatan para pedagang kaki lima (PKL) bersih-bersih kawasan Malioboro, Yogyakarta. Tanpa kendaraan bermotor dan PKL, Malioboro seharusnya terlihat lebih bersih. Namun faktanya, sampah masih juga menjejali ubun-ubun Yogyakarta tersebut.

"Kendalanya adalah pengunjung yang tidak menjaga kebersihan. Semua pedagang kaki lima (PKL) merelakan libur dan bersih-bersih, tetapi pengunjung (Malioboro) justru membuang sampah sembarangan," ujar Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Malioboro, Ekwanto, Selasa (10/12/2019).

Seperti yang diketahui, semua PKL libur dan membersihkan sarana dan prasarana saat Selasa Wage, bahkan tempat sampah juga dicuci dan dibersihkan. Selain itu, dia dan timnya di lapangan selalu mengumpulkan sampah secara berkala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selasa Wage jadi kesempatan kami (UPT Malioboro) untuk memperbaiki fasilitas di sana, misal kursi-kursi yang sekrupnya sudah kendur. Jadi momentum untuk memperbaiki semuanya," lanjut Ekwanto.
Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersihMelukis bersama di kawasan Malioboro (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)


Selasa Wage juga menjadi waktu untuk pentas kesenian di beberapa titik di Malioboro. Pentas seni tersebut tentunya menarik perhatian pengunjung.

"Yang saya sedih itu, pengunjung sering membawa kebiasaannya di rumah ke sini. Misalnya buang bungkus makanan sembarangan," katanya.

Ekwanto menjelaskan pihaknya tidak mungkin membendung pentas-pentas seni yang menarik perhatian wisatawan tersebut. "Karena di akhir Selasa Wage itu pasti kotor. Jadi kan kontradiktif," lanjutnya.

"Kami ingin adanya kerja sama dengan agen tur dan travel untuk bersama-sama mengedukasi pengunjung agar menjaga lingkungan Malioboro," ujar Ekwanto.

Komandan Operasional Pol PP Kota Yogyakarta, Sugiarso, juga mengakui hal tersebut. "Memang butuh waktu untuk membangun kesadaran pengunjung, perlu diberi edukasi," kata Sugiarso.
Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersihAksi pelukis di Malioboro. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)


Tak hanya itu, Sugiarso mengaku kadang mendapati beberapa PKL yang tetap nekat berjualan. Salah satunya bersiasat dengan berjualan di toko. "Itu kan sudah komitmen Selasa Wage, PKL semua libur. Jadi walaupun pada nempel (ikut) berjualan di toko, ya tetap tidak boleh," lanjutnya.

Namun ke depan Pemkot Yogyakarta akan membuat evaluasi mengenai hal tersebut. "Karena ini sudah euforia, saya tidak mungkin membendung. Nanti akan ada evaluasi untuk kebijakan-kebijakan terkait pentas kesenian, mungkin bisa bergeser tidak di Selasa Wage agar tetap steril," kata Ekwanto.

"Apakah pentas seperti ini akan dipertahankan atau dipindah ke hari lain, agar roh Selasa Wage akan tetap hidup. "Karena di akhir Selasa Wage itu pasti kotor. Jadi kan kontradiktif," lanjutnya.

Tak cuma di siang hari, di Selasa Wage malam Jalan Malioboro juga masih diwarnai ulah para pengunjung kerap membuang sampah sembarangan.

"Semakin ramai pengunjung, semakin meluber sampahnya. Tapi kalau dilihat pada hari biasa, misal waktu liburan, ya tetap meluber. Hampir sama sampahnya," ujar Victor Gisni, anggota Jogoboro Keamanan dan Pelayanan.

Pantauan detikcom, sampah-sampah masih berserakan di beberapa titik di Malioboro. Seperti di kursi dan di sepanjang jalan. Pengunjung juga terlihat mengacuhkan keberadaan sampah-sampah tersebut.

Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersihSampah di Malioboro pada Selasa Wage malam. (Foto: Vattaya Zahra)

Padahal tujuan membuat uji coba program Semi Pedestrian Malioboro tidak hanya menutup jalan. Pihaknya dalam uji coba ini juga perlu mempertimbangkan aspek lain.

"Jadi bukan semata-mata kenapa kok (Semi Pedestrian Malioboro) tidak ditutup langsung? Ada banyak hal yang perlu kami potret perilakunya, pengendaranya nanti bagaimana, kami perlu manajemennya seperti apa," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho.

Menurutnya, Dishub Kota Yogyakarta masih membutuhkan data mengenai perilaku dan manajemen lalu lintas di area kawasan Malioboro. Data itu, disebut Agus, dibutuhkan untuk acuan dalam merumuskan kebijakan seputar Malioboro.

"Dalam merumuskan (data perilaku dan manajemen lalu lintas di Malioboro) ini tentunya kami ingin benar-benar lebih komplet, datanya lebih valid, agar nanti masukan-masukan kami sebagai pengambilan arah kebijakan itu minimal," paparnya.

Malioboro Masih Dijejali Sampah, Bahkan di Hari Program Bersih-bersihSuasana Malioboro saat Selasa Wage. (Foto: Vattaya Zahra)

Agus belum bisa memastikan sampai kapan uji coba Semi Pedestrian Malioboro diberlakukan. "Prinsip ini bagian dari uji coba (Semi Pedestrian) untuk mengambil data. Yang kedua, masyarakat mengetahui proses bertahap ini," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Dishub Kota Yogyakarta bersama Dishub Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar uji coba Semi Pedestrian Malioboro hari ini. Uji coba ini rutin digelar Dishub selapan atau 35 sekali setiap Selasa Wage.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads