Semangatnya untuk mendapatkan pendidikan dan bersosialisasi layaknya masyarakat yang lain membuat Titik Isnani bangkit. Jiwanya berontak. Bersama komunitasnya, penyandang difabel ini akhirnya mendirikan PAUD Inklusi.
"Itu balas dendam pribadi karena dulu saya tidak pernah sekolah sampai sekarang, jadi harapan saya anak-anak yang masih kecil ini hak untuk pendidikan harus diberikan, karena pada masa kecil saya dulu, kebanyakan ABK tidak mendapatkan pendidikan selayaknya. Harapannya nanti setelah dewasa dia lebih mandiri, lebih punya ilmu banyak, lebih punya bekal untuk masa depan," ungkap dia.
![]() |
Isnaini juga terus aktif dalam berbagai kegiatan bersama komunitasnya. Dia pun mandiri dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Untuk bepergian, Isnaini, yang menggunakan kursi roda, mengendarai sepeda motor yang sudah dimodifikasi menjadi roda tiga.
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini