Nadiem Jadi Mendikbud, Rektor Unsoed: Bawa Kejutan dan Angin Segar

Nadiem Jadi Mendikbud, Rektor Unsoed: Bawa Kejutan dan Angin Segar

Arbi Anugrah - detikNews
Kamis, 24 Okt 2019 16:20 WIB
Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Suwarto, Kamis (24/10/2019). Foto: Istimewa
Banyumas - Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Suwarto, mengatakan terpilihnya Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) membawa kejutan sekaligus sebagai angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Berikut penjelasannya.

"Terpilihnya pendiri Gojek, Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membawa dua kejutan besar. Pertama, latar belakang dia yang tidak berasal dari dunia pendidikan seperti menteri-menteri sebelumnya. Kedua, dihapusnya nomenklatur pendidikan tinggi dari Kabinet Indonesia Maju," kata Suwarto dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (24/10/2019).


Suwarto menilai terpilihnya Nadiem sebagai Mendikbud juga memunculkan optimisme bahwa Nadiem akan membawa angin segar yang dibutuhkan oleh dunia pendidikan Indonesia. Yakni perguruan tinggi didorong untuk bisa menghasilkan inovasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan jika saat di bawah kepemimpinan Menristekdikti Mohamad Nasir, pendidikan tinggi Indonesia dipacu untuk meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing di peringkat dunia. Bahkan universitas negeri ditargetkan untuk masuk dalam pemeringkatan Global QS World University Rankings dan Times Higher Education (THE) World University Rankings.

Kemenristekdikti, lanjutnya, saat itu juga mendorong perguruan tinggi untuk lebih gencar menghasilkan publikasi ilmiah dengan memberikan berbagai fasilitas dan insentif.


Hasilnya cukup signifikan, kata Suwarto, pada tahun 2018 tercatat 28.000 publikasi ilmiah dihasilkan oleh akademisi Indonesia. Angka ini dipastikan terus meningkat dan pada tahun 2020 Indonesia akan menggeser posisi Malaysia sebagai penghasil publikasi ilmiah terbanyak di kawasan ASEAN.

"Kemajuan suatu bangsa, 40 persen ditentukan oleh inovasi-inovasi yang dihasilkan. Namun, inovasi yang dihasilkan kita masih rendah," ujarnya.



Berdasarkan laporan Global Innovation Index 2019 menempatkan Indonesia di posisi kedua terendah setelah Kamboja di antara negara-negara ASEAN dari segi kemampuan berinovasi.

"Sehingga para akademisi di perguruan tinggi ini harus didorong untuk menghasilkan inovasi yang mampu mendatangkan manfaat riil," ucapnya.

Sehingga, imbuh Suwarto, kehadiran Nadiem menjadi harapan baru untuk menjawab permasalahan besar tersebut.

"Dengan pengalamannya sebagai entrepreneur, Mendikbud baru diharapkan dapat menciptakan link and match antara pendidikan tinggi dan dunia pekerjaan," ujarnya.


Suwarto juga menginginkan agar dunia pendidikan tinggi harus direvitalisasi agar lulusannya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman (future-proof).

"Kurikulum pendidikan tinggi harus dirombak total (revamp) dengan melibatkan pelaku industri dan dunia usaha. Demikian pula dengan model kuliah di universitas yang selama ini mengandalkan tatap muka di kelas harus diubah secara bertahap," kata Suwarto.

"Program magang harus dimasukkan sebagai komponen wajib dalam kurikulum agar lulusan universitas memiliki kemampuan dan keterampilan yang memenuhi harapan dunia usaha," tutupnya.


Simak Video "Usai Sidang Kabinet, Prabowo-Nadiem Kompak Bungkam"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads