Pantauan detikcom, Sendang Beji berada di pinggir jalan Dusun Pengkol, tampak pula sebuah pohon besar di pinggir sendang tersebut. Melihat lebih dekat, ternyata terdapat sumber air di bawah pohon.
Tak hanya itu, pada sumber tersebut tampak terpasang beberapa paralon yang digunakan warga untuk mengalirkan air ke rumahnya masing-masing. Sekitar setengah jam berada di Sendang Beji, ada seorang pria mengambil air menggunakan ember di sumber tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kan kerjanya di dekat sini (Sendang Beji) dan setiap mau salat di masjid pasti lewat sini. Terus karena air di sendang (Beji) melimpah maka saya sekalian wudu di sini, ini sampai saya tinggal ember khusus untuk wudu di sini, jadi pakai saja kalau mau ambil air," ucapnya saat ditemui di Sendang Beji, Kamis (17/10/2019).
Widodo menjelaskan, bahwa selama tinggal di Nglipar, ia belum pernah mendapati air di sendang tersebut habis bahkan hingga kering. Ia menyebut keberadaan sumber air itu sangat membantu warga saat musim kemarau seperti saat ini.
"Dari dulu kalau musim kemarau air di sini (Sendang Beji) tidak pernah kering, paling hanya debitnya saja yang berkurang Mas. Warga juga banyak yang memanfaatkan air di sendang ini untuk kebutuhan sehari-hari, jadi ya dengan adanya sendang ini warga sangat terbantu untuk dapat air bersih," katanya.
Sementara itu, Wagiyah (42), warga setempat membenarkan bahwa air di Sendang Beji tidak pernah kering. Menurutnya, hal itu sudah terjadi sejak lama.
"Saya tinggal di sini (Dusun Pengkol) sudah sejak tahun 1997, dan sampai saat ini air di sendang itu alhamdulillah tidak pernah kering khususnya saat musim kemarau," ujarnya saat ditemui di kediamannya yang berada di seberang Sendang Beji, Kamis (17/10/2019).
Akan tetapi, karena musim kemarau yang cukup panjang tahun ini membuat debit air di Sendang Beji agak berkurang. Wagiyah menceritakan, bahwa ia bersama keluarganya dulu kerap mengambil air di sendang tersebut.
"Dulu saya sering ngambil air di sendang itu pakai ember, tapi sekarang sudah tidak karena saya pasang pipa yang langsung terhubung ke rumah. Saya mulai pasang pipa itu kalau tidak salah tahun 2008," ujar Wagiyah.
"Tapi yang sering ambil air secara langsung di situ juga masih ada. Yang ngambil air itu satu keluarga, biasanya mereka datang jam 6 pagi untuk mandi dan nyuci pakaian, terus sore sekitar jam 4 datang lagi untuk mandi," imbuh Wagiyah.
Menyoal banyaknya pipa yang terpasang di sumber air tersebut, Wagiyah menyebut pipa-pipa itu adalah milik warga yang memanfaatkan air dari Sendang Beji. Hal itu agar warga tidak perlu mengambil air menggunakan jeriken atau ember.
"Jadi air di sendang itu dimanfaatkan dua RT Mas, RT 1 dan RT 2, kalau pipa yang mengarah ke bawah itu ke RT 2, dan pipa yang tersambung pompa air itu ke RT 1. Karena letak RT 1 ada di atas sendang jadi harus pakai pompa air, kalau yang RT 2 kan landai, jadi airnya mengalir manual tidak perlu dipompa," ujarnya.
![]() |
Perempuan yang murah senyum ini menyebut bahwa biaya untuk memasang pipa berasal dari kantong pribadi. Kendati demikian, menurutnya banyak warga yang memasang pipa di sendang tersebut.
"Untuk RT 1 yang pakai hanya 12 KK dan untuk RT 2 hampir pakai semua air dari Sendang Beji. Setahu saya yang nggak pakai di RT 2 itu sekitar 5 rumah saja, jadi kalau dijumlah ya ada puluhan KK yang memanfaatkan air dari Sendang Beji ini," katanya.
Terkait penyebab sendang tersebut tidak pernah kering saat musim kemarau, Wagiyah mengaku tidak tahu secara pasti. Namun, dari informasi yang ia peroleh, sendang tersebut sudah ada sejak lama dan airnya tidak pernah kering hingga saat ini.
"Pohon besar itu namanya pohon Klumpit, konon kalau ada pohon itu di dekatnya pasti ada sumber air, jadi kalau kisahnya saya tidak tahu pasti," ujarnya.
"Yang jelas setahun sekali, saat bersih dusun warga pasti menguras sumber air itu, maksudnya menguras itu membersihkan kotoran di sumber air, itu saja," imbuh Wagiyah.
Terlepas dari tradisi tersebut, Wagiyah mengaku bersyukur dengan keberadaan Sendang Beji. Menurutnya, keberadaan sendang tersebut membuat warga tidak terlalu khawatir kekurangan pasokan air bersih saat musim kemarau.
"Karena airnya yang tidak pernah kering jelas sangat membantu warga ya Mas, jadinya kalau pas musim kemarau seperti ini warga biasa-biasa saja," ujarnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini