Pantauan detikcom, tidak ada air di dalam embung Nglanggeran. Bahkan, tampak lumpur yang mengering di dasar embung tersebut. Tak hanya itu, suasana di embung Nglanggeran sangat sepi pengunjung.
Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Aris Triyono mengatakan, keringnya embung Nglanggeran sudah berlangsung sejak memasuki puncak musim kemarau. Menurutnya, keringnya embung tersebut juga terjadi tahun lalu.
"Keringnya embung (Nglanggeran) sudah berlangsung selama 2 bulanan ini. Tahun lalu embung ini juga kering kerontang tapi tidak separah tahun ini, ya mungkin karena musim kemarau tahun ini lebih panjang," ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (9/10/2019) sore.
Selain itu, Aris menyebut keringnya embung Nglanggeran karena pemanfaatan air untuk menyirami tanaman buah di bawah embung. Hal itu agar tanaman buah di kebun buah Nglanggeran tidak mati.
![]() |
"Dan habisnya air di embung juga karena untuk menyirami kebun durian dan kelengkeng. Karena memang fungsi embung kan untuk pengairan tanaman saat terjadi krisis air," ucapnya.
Aris menambahkan, bahwa ia berharap hujan segera turun agar air di dalam embung segera terisi dengan air. Mengingat tidak ada sumber air di sekitaran kebun buah Nglanggeran.
"Keringnya embung Nglanggeran hanya sementara, besok kalau sudah musim hujan akan terisi (air) lagi. Karena tidak ada sumber air di dekat sini yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi embung Nglanggeran," ucap Aris.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini