"Anak saya punya etika. Dari awal dicalonkan enggak mau," kata Rudy saat ditemui di usai sidang paripurna di gedung DPRD Surakarta, Senin (14/10/2019).
Menurutnya, Rheo yang juga merupakan kader PDIP sudah beberapa kali didorong maju menjadi anggota DPRD Surakarta. Namun Rheo menolak karena Rudy masih menjadi pejabat partai dan pemerintahan di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan dengan Pilwalkot 2005, Rudy menilai kondisinya berbeda. Saat itu Rudy berpasangan dengan Jokowi menjadi pasangan Wali Kota Solo.
"Saat itu kan saya sudah Ketua DPC PDIP, saya ngebeki (di belakang) Pak Jokowi. Sekarang beda jauh, anak saya di PAC, belum kuat," ujarnya.
Rudy mengaku selalu mengajarkan kepada anaknya agar tidak memanfaatkan jabatan orang tua. Anaknya diminta berusaha sendiri untuk mencapai keinginannya.
"Saya selalu ajarkan bahwa derajat, pangkat itu sampiran, bondo (harta) itu titipan, nyawa itu gadhuhan (titipan), manusia kewajibannya hanya merawat. Mulai sekarang berjuang," katanya.
"Kalau anak saya cari suara 10 ribu sebenarnya mudah saja, tapi kan tidak dilakukan. Kata anak saya, menang ora kondhang, kalah ngisin-isini (menang tidak jadi ternama, tapi kalau kalah memalukan)," tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini