7 Ton Apem 'Yaa Qowiyyu' Siap Disebar di Saparan Jatinom Klaten

7 Ton Apem 'Yaa Qowiyyu' Siap Disebar di Saparan Jatinom Klaten

Usman Hadi - detikNews
Selasa, 08 Okt 2019 19:44 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Kurang-lebih 7 ton kue apem siap dibagikan dalam tradisi Saparan 'Yaa Qowiyyu' di Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat (18/10/2019). Sebelum tradisi 'Yaa Qowiyyu' dimulai, akan ada beberapa rangkaian acara di Jatinom.

"Kurang-lebih ada 7 (ton apem), target kami kurang-lebih seperti itu. Kalau yang tahun kemarin ada sekitar 5-6 ton," kata Sekretaris Pengelola, Pelestari Peninggalan Kiai Ageng Gribig (P3KAG), Moh Daryanto dalam konferensi pers di Yogyakarta, Selasa (8/10/2019).

Upacara sebar apam 'Yaa Qowiyyu' merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan warga Jatinom, Klaten. Tujuannya untuk mendapatkan berkah melalui apem yang telah didoai itu. Tradisi ini terinspirasi dari tokoh Kiai Ageng Gribig, yang diyakini sebagai keturunan Raja Bhrawijaya V dari Kerajaan Majapahit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Ageng Gribig adalah seorang ulama yang hidup pada masa Kerajaan Mataram Islam, sekitar tahun 1600. Dikisahkan, kala itu Kiai Ageng Gribig pulang dari Tanah Suci Mekah. Karena buah tangan yang dibawa tak cukup, keluarga Kiai Ageng Gribig berinisiatif membuatkan apem.

Kue tradisional yang berbahan dasar tepung beras itulah yang kemudian dibagikan kepada masyarakat dan para murid Kiai Ageng Gribig di Jatinom, Klaten. Apem itu lalu lebih dikenal dengan nama 'Yaa Qowiyyu', karena saat dibagikan Kiai Ageng Gribig melafalkan doa 'Yaa Qowiyyu'.



Daryanto mengatakan tradisi Saparan 'Yaa Qowiyyu' ini setiap tahun digelar masyarakat. Bahkan setiap tahun apem yang disebar dalam tradisi yang dilaksanakan pada bulan Safar atau bulan kedua di tahun Hijriyah itu selalu bertambah, antusiasme warga juga meningkat.

"Masyarakat lingkungan yang tadinya apatis sekarang menjadi aktif dan sadar diri, 'oh inilah yang namanya budaya untuk sedekahan'. Kemudian kaitannya dengan jumlah (apem), insyaallah untuk tahun ini meningkat daripada tahun yang lalu, warga bebas bersedekah (apam) berapa," tuturnya.

Untuk tahun ini, kata Daryanto, pihak panitia mengangkat tema 'nguri-uri dadi mberkahi'. Tujuan tema itu diambil adalah agar tradisi saparan 'Yaa Qowiyyu' bisa membawa keberkahan, terutama untuk masyarakat Jatinom, Klaten, sekaligus untuk melestarikan budaya warga setempat.

Sebelum tradisi saparan 'Yaa Qowiyyu' dilaksanakan, ada beberapa praacara yang dimulai pada 6 Oktober kemarin sampai 18 Oktober besok. Di antaranya pentas seni warga, gladen ageng jemparingan Sismadi Sup XIX, qasidah, sebaran apam, pameran foto dari Mia Sismadi dan lainnya.




Simak juga video "Kuliner Khas Apem Comal Pemalang" :

[Gambas:Video 20detik]

(ush/bgk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads