Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Ambil Air Bersih dari Luar Daerah

Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Ambil Air Bersih dari Luar Daerah

Pradito Rida Pertana - detikNews
Selasa, 01 Okt 2019 16:54 WIB
Warga menimba air dengan stoples plastik di Dusun Batur Turu, Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Senin (2/9/2019). (Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengaku kegiatan dropping air ke wilayah terdampak kekeringan mengalami kendala. Pasalnya, beberapa sumber air yang biasanya diambil mengalami penurunan debit.

"Musim kemarau tahun lalu, tepatnya saat bulan Oktober seperti ini, sumber-sumber air masih bisa diambil, tapi tahun ini bisa dibilang agak sulit karena (sumber airnya) mengering," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki saat dihubungi detikcom, Selasa (1/10/2019).

Edy menjelaskan penurunan debit terjadi karena musim kemarau yang lebih panjang dibanding tahun lalu. Menurutnya, sumber air yang mengalami penurunan debit terjadi di Kecamatan Girisubo, Rongkop, dan Karangmojo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, untuk dropping air di Girisubo dan Rongkop, kami mengambil air dari Pracimantoro (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), itu karena sumber air di dua kecamatan itu mengering," ucapnya.

"Dan untuk sumber air di Karangmojo sepertinya sudah tidak boleh diambil karena (debit airnya) menipis," sambung Edy.

Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Ambil Air Bersih dari Luar DaerahWarga menimba air sumur di Dusun Karangpilang Lor, Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Gunungkidul, Jumat (13/9/2019). (Pradito Rida Pertana/detikcom)

Lanjut Edy, menurunnya debit di sumber air tersebut membuat BPBD kesulitan menyalurkan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan tepat waktu. Hal itu karena BPBD terkendala masalah jarak pengambilan air yang membuat biaya operasional membengkak.

"Dan mengambil air di sumber (Pracimantoro) juga harus mengantre, biasanya 1 jam mengantre tapi sekarang bisa lebih dari 1 jam karena banyak mobil tangki yang mengambil air di situ," kata Edy.



Karena itu, untuk menekan biaya operasional dropping air, BPBD mengandalkan bantuan dari pihak swasta. Hal itu karena anggaran dropping air BPBD hanya mampu bertahan hingga awal bulan Oktober.

"Jadi ya sementara ini mengandalkan bantuan dari swasta, karena anggaran kami hanya bisa untuk dropping air sampai awal Oktober ini," katanya.

"Karena kami mengutamakan dropping (air bersih) di tiga kecamatan yang dana untuk dropping airnya sudah habis. Tiga kecamatan itu adalah Purwosari, Tanjungsari, dan Patuk," imbuh Edy.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads