Kemah Bahasa Arab tersebut digelar di Taman Ria Colo, Kudus. Acara terselenggara atas inisiatif Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Arab IAIN Kudus, bekerja sama dengan Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Se-Indonesia (ITHLA).
Gus Yasin, demikian dia akrab disapa, didaulat membuka acara. Padahal hari ini adalah hari Kamis, hari ketika lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng wajib mengenakan pakaian adat dan menggunakan pengantar komunikasi bahasa Jawa sebagai bagian dari pelestarian bahasa daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, dia memulai pidato dengan bahasa Jawa, lalu meminta izin untuk beralih ke bahasa Arab untuk menghormati acara kemah, dan juga dilengkapi dengan pidato berbahasa Indonesia.
Tentunya bukan hal sulit bagi Yasin untuk berbahasa Arab. Putra ulama terkenal KH Maimun Zubair atau Mbah Moen tersebut sejak kecil hidup dalam lingkungan pondok pesantren, yang tentu saja akrab dengan bahasa kitab.
"Di era digital ini kita pasti berhubungan dengan negara-negara. Tidak tertutup kemungkinan bahwa negara Arab sekarang menjadi sentral juga," kata Taj Yasin dalam sambutannya.
"Kita tidak boleh ketinggalan. Kita butuh kader selain bahasa Arab, bahasa Mandarin, hingga bahasa Inggris. Kita dorong semua," lanjutnya.
Kemah Bahasa Arab DPW III ITHLA Jateng dan DIY tersebut diikuti 270 peserta. Para mahasiswa itu berasal dari 14 kampus yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY. Ada beragam acara yang digelar empat hari ke depan, seperti debat bahasa Arab dan menulis esai bahasa Arab. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini