Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan bahwa kejadian berawal saat Sunaryo hendak memberi makan sapi di kandang tadi pagi. Namun, sesampainya di kandang ternyata sapi berjenis kelamin betina miliknya tergeletak dan tak bergerak sedikitpun.
"Karena tidak bergerak, pemilik sapi sempat menepuk-nepuk tubuh sapi. Namun tetap tidak respons. Setelah dicek lebih lanjut ternyata sapi itu sudah mati," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (27/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapati hal tersebut, Sunaryo langsung melaporkan kejadian itu ke Puskeswan terdekat. Selanjutnya, petugas medis bersama petugas lapangan DPP Gunungkidul mendatangi lokasi untuk melakukan tindak lanjut.
"Tadi petugas juga sudah ambil sampel darah, sampel tanah di kandang, dan pakan yang diberikan oleh pemilik sapi. Pengambilan sampel itu untuk memastikan penyebab kematian sapi tersebut," ujar Bambang.
"Dan untuk sapi yang mati mendadak tadi juga sudah dikubur," imbuhnya.
Bambang belum bisa memastikan penyebab kematian sapi tersebut. Hal itu baru bisa dipastikan setelah pengujian sampel oleh Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Kabupaten Kulon Progo rampung.
"Wah kalau itu (apakah sapi mati karena bakteri antraks) saya belum bisa bilang, karena hasil uji lab (laboratorium) baru keluar beberapa hari ke depan," katanya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini