Untuk mengingatkan soal inkonsistensi tersebut, elemen sipil yang terdiri dari Paguyuban Warga Penolak Penggusuran-Kulon Progo (PWPP-KP), Walhi Yogyakarta, LBH Yogyakarta, PBHI Yogyakarta dan Teman-Temon berkirim surat ke Jokowi. Mereka menyoal proyek YIA di Kulon Progo.
Perwakilan PWPP-KP, Sufyan, menyebut pernyataan Jokowi yang meminta tidak ada pembangunan di lokasi zona merah bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Faktanya Jokowi tetap melanjutkan proyek YIA, padahal proyek tersebut dibayang-bayangi ancaman gempa dan tsunami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya apa yang disampaikan oleh Bapak Jokowi selaku presiden kemarin itu berarti sebuah blunder, apa yang disampaikan tidak sesuai dengan perbuatannya. Karena bandara (YIA) yang jelas-jelas di zona merah tapi tetap dilaksanakan pembangunan," sambungnya.
Direktur LBH Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli, menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, apa yang diucapkan dan yang dijalankan Jokowi bertolak belakang. "Kita melihat bahwa sesungguhnya presiden sedang menunjukkan sikap yang tidak konsisten. Karena kemudian sikap ini bertolak belakang," tegasnya.
Sementara Kepala Divisi Advokasi dan Kawasan Walhi Yogyakarta, Himawan Kurniadi, berharap Jokowi bersedia meninjau ulang proyek pembangunan YIA di Kulon Progo. Ia meminta Jokowi konsisten dan konsekuen atas pernyataannya tersebut.
"Kalau dia berkata seperti itu (jangan ada pembangunan di zona merah) ya ditinjau ulang kebijakan itu (proyek YIA). Apakah kemudian benar atau tidak, terus kemudian ini (proyek YIA) sudah sesuai atau tidak," pungkas Himawan.
Untuk mengingatkan itu, segenap elemen sipil tersebut berkirim surat ke Jokowi. Usai bertemu wartawan, Senin kemarin, mereka menuju Kantor Pos Besar Yogyakarta untuk berkirim surat ke Jokowi. Melalui cara ini mereka berharap apa yang disuarakan elemen sipil di Yogyakarta didengar dan direspon oleh Presiden Jokowi.
Secara Geografis Rawan Bencana, JK Ingatkan Pentingnya Edukasi:
(ush/mbr)