Dengan menenteng jeriken dan ember, beberapa warga tampak berkumpul di pinggir jalan yang berada di Dusun Ploso, Rabu (19/6/2019). Mereka ternyata sedang mengantre untuk mengambil air bersih di sebuah penampungan air.
Rupanya air bersih itu berasal dari bocoran pipa PDAM. Aliran air dari bocoran pipa itu dialirkan ke sebuah penampungan air. Sebelumnya warga telah membuat jalur air dari potongan seng pada pipa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dalam sehari itu bisa dua kali mengambil air bersih di sini (penampungan air bersih buatan), biasanya saya bawa pakai jeriken besar warna biru itu," ujarnya saat ditemui wartawan di Dusun Ploso, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, Rabu (19/6/2019).
Lanjut Westini, keberadaan sumber air bersih dadakan ini membuatnya dapat menghemat pengeluaran untuk membeli air bersih. Mengingat untuk membeli satu tangki air berkapasitas 5.000 liter ia harus merogoh kocek antara Rp 110 ribu sampai Rp 150 ribu.
"Ya dengan adanya air bersih dari situ (pipa PDAM yang bocor) jadi bisa ngirit uang (untuk membeli air bersih pertangki dari pihak swasta)," ucapnya.
"Karena air ini (air bersih dari bocoran pipa PDAM) kan bisa digunakan untuk mencuci, masak dan memberi minum hewan ternak," imbuh Westini.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga lain yakni Iswayanto (50). Iswayanto menilai warga sangat terbantu dengan adanya kebocoran pipa PDAM. Terlebih saat ini sedang masuk musim kemarau dan baik di Dusun Ploso maupun Desa Tileng tidak terdapat sumber air bersih.
"Kalau kemarau seperti ini warga hanya bisa memanfaatkan air di bak penampungan air hujan dan membeli air tankinan itu. Nhah, dengan adanya air dari bocoran pipa ini saya dan warga lainnya ya kan jadi tertolong," ujarnya.
Namun, Iswayanto mengakui air yang berasal dari kebocoran pipa PDAM tidak selamanya dapat dimanfaatkan oleh warga. Mengingat jika pihak PDAM mengetahuinya tentu akan segera melalukan perbaikan dan air tidak mengalir lagi keluar pipa.
"Memang tidak bisa untuk jangka panjang juga ini (aliran air dari bocoran pipa PDAM) dan kami juga tetap harus beli air bersih lagi. Ya semoga Pemerintah (Pemkab Gunungkidul) bisa memberi solusi ke untuk masalah kebutuhan air bersih di sini (Dusun Ploso)," ujar Iswayanto.
Diwawancarai terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, bahwa BPBD telah melakukan dropping air ke Kecamatan Girisubo. Bahkan hal itu telah dilakukan sebelum lebaran.
"Untuk dropping di (Kecamatan) Paliyan dan Girisubo sudah dilakukan dari tanggal 1 Juni kemarin dan setelah lebaran kami dropping air ke (Kecamatan) Rongkop. Yang jelas kalau ada permintaan dropping air ke kami akan dilayani," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (19/6/2019).
Selain tiga Kecamatan tersebut, Edy menyebut ada tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Di mana tujuh Kecamatan itu adalah Kecamatan Patuk, Semanu, Purwosari, Tepus, Ngawen, Ponjong dan Semin.
"Menjelang puncak musim kemarau, kami perkirakan tujuh Kecamatan itu akan mengajukan permintaan dropping air bersih. Jadi silakan saja mengajukan (permintaan dropping air bersih) jika benar-benar membutuhkan, karena kami sudah siapkan 2200 tanki air dengan anggaran Rp 530 juta," ucapnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini