"Yang jelas kita coba dulu," kata Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi kepada wartawan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (10/6/2019).
Seperti diketahui Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) keberatan dan melayangkan protes apabila wacana Pedestrian Malioboro bebas kendaraan bermotor direalisasikan. Mereka khawatir dagangannya sepi pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi protes ini, Gatot menilai apa yang dikeluhkan PPMAY adalah hal yang wajar. Ia menduga protes tersebut berangkat dari salah paham atas informasi mengenai wacana untuk menjadikan Malioboro bebas kendaraan bermotor.
"Yang benar adalah bahwa kita mau melakukan uji coba, setelah kita uji coba kan dari situ bisa kelihatan mana-mana yang harus kita optimalkan, termasuk toko. Ya kalau nggak diuji coba kan nggak tahu kita problemnya apa," tuturnya.
"Untuk aktivitas toko, ini kita buktikan. Kalau tidak ada mobil lewat apakah toko sepi? Kan belum tentu. Yang penting parkir-parkir kita siapkan, kemudian orang bisa jalan di situ. Malah justru orang bisa berlama-lama berbelanja kalau saya melihatnya," lanjutnya.
Uji coba Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor akan dilakukan pada 18 dan 19 Juni 2019. Setelah diuji coba, pihaknya akan mengevaluasinya termasuk mengajak para pengusaha termasuk PPMAY untuk berembug kembali.
"Ya kita coba dulu. Kita lihat nanti yang sedikit tidak optimal yang mana nanti kita ajak berbicara. Jangan sebelum kita lakukan (uji coba) sudah (diprotes), nggak jalan-jalan nanti," paparnya.
Selama uji coba, kata Gatot, Jalan Malioboro akan ditutup untuk kendaraan bermotor kecuali Bus Trans Jogja. Kedaraan yang boleh melintas yakni transportasi nonmotor seperti becak kayuh, sepeda ontel dan andong.
"Yang bermotor (kecuali Bus Trans Jogja) nggak boleh pokoknya," pungkas Gatot. (ush/sip)











































