Cerita di Balik Capres 'Dildo' Pamit Undur Diri, Ternyata...

Cerita di Balik Capres 'Dildo' Pamit Undur Diri, Ternyata...

Akrom Hazami - detikNews
Selasa, 02 Apr 2019 18:20 WIB
Nurhadi-Aldo pamit undur diri. Foto: Instagram Nurhadi Aldo
Kudus - Capres-Cawapres fiktif Nurhadi Aldo membuat 'pengikutnya' bertanya-tanya. Sebab dalam akun Instagramnya, Nurhadi mengunggah postingan bahwa mereka pamit undur diri dan berhenti dari semua platform sosial media yang dikelolanya.

Yang ditandai tulisan Segenap timses dan relawan Nurhadi Aldo "PAMIT UNDUR DIRI" serta adanya foto paslon fiktif yang juga dipajang. Seketika akun dengan pengikut 501 K itu, mendapat respons beragam oleh warganet.

Ada yang menyayangkan aksi mundurnya, ada yang senang, bahkan ada yang menyangka jika itu guyonan belaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai hari ini pukul 15.30 WIB, detikcom melihat akun IG @nurhadi_aldo belum memposting lagi sejak foto pamit mundur itu. Apakah benar mundur atau pamit, kepada awak media, Nurhadi menceritakan hal yang sebenarnya.

"Nggak, guyon. Maklumlah, balita, bayi di bawah lima tahun seperti itulah. Suka seenaknya. Tapi hal itu sangat menarik dan semoga jadi bahan lawakan saja. Indonesia jadi tersenyum kembali setelah melihat debat (debat Capres sebenarnya beberapa waktu lalu). Yang pada melihat seperti itulah kondisinya," kata Nurhadi ditemui di rumahnya di RT 6 RW 4, Desa Golan Tepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2019).

Kata 'balita' yang dimaksud Nurhadi adalah mereka para admin media sosial dan timnya yang selama ini berada di belakang layar akun media sosial @Nurhadi_Aldo. Dengan wajah serius, pria tukang pijat ini berharap, gaya lawakan timnya mampu menyegarkan suasana jelang pemilu.

"Semoga ke depan, berbuat lebih baik, berucap lebih baik, bersikap lebih baik. Dengan harapan, hasilnya lebih baik," imbuh Nurhadi.


Apakah dengan adanya unggahan mundur, berarti tidak akan bermedia sosial ria?

"Masih lah (bermedia sosial). Itu kan untuk guyonan," ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Nurhadi bercerita bahwa dia dengan para anggota tim sudah seperti keluarga. Mereka juga asling berkomunikasi di grup percakapan yang dinamai Bank Dildo Indonesia.

"Kami komunikasi terus. Guyonan, canda-candaan. Ada Edwin, Dika, Yono, Rizki, Reza. Suka bercanda saja. Merek cerdas-cerdas," ujar Nurhadi.

Dia mempertegas lagi, bahwa unggahan pamit undur diri hanya bercanda semata. Bukan hal yang sebenarnya.


"Candaan. April Mop. Terus saya jawab, April mep. Yang artinya, April sudah mepet tanggal 17. Kita harus lebih waspada," tambah dia.

Nurhadi juga menceritakan, jika dia akhirnya bertemu dengan orang-orang yang ada di belakang layar memainkan peran menggelontorkan lelucon, atau guyonan receh tentang dirinya.

"Kami banyak cerita, guyon-guyon, foto-foto. Bertemu saat pembukaan grup Serawung. Kebetulan pengguntingan pitanya, mendatangkan Presiden nomor urut 10. Serawung adalah grup kreatif di Yogyakarta. Senang ya," ungkap dia.

"Saya memang berharap bisa bertemu semua. Edwin dan kawan-kawan. Selepas pemilu, lihatlah ada kejutan dari kami. Kalau mulanya kami diterima warga Indonesia. Katanya bisa menghibur, ke depan kami berharap bisa menghibur siapapun yang butuh hiburan, menyenangkan siapapun yang butuh kesenangan," harapnya.

Dia berharap pada pemilu 17 April nanti, jika selama ini ada yang bersitegang, mengolok satu sama lain, agar bisa berpikir hal yang baik.

"Dipikir lah. Apa yang akan diperbuat, dipikir. Akibatnya pada anak, bagaimana. Masak mau begitu terus. Jangan sampai ada orang tua yang tidak dewasa, makin dewasa saja. Siapa pun pemenangnya, sekuat apapun mereka, akhirnya tunduk pada angka 1 (Allah SWT)," ucap Nurhadi.

Menurutnya, hal itu adalah kenyataan hidup sebab orang hidup akan selalu dengan angka.

"Duit juga angka. Tapi apapun kalian, sehebat apapun kalian, manusia akan kembali pada angka 1," beber dia.

Dalam kesempatan itu, Nurhadi juga membeberkan telah bertemu Presiden Joko Widodo di Medan beberapa hari lalu. Apakah ada ajakan untuk memilih atau gabung Capres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin?

"Oh ndak. Pak Jokowi ketemu saya dan bilang, sehat Pak Nurhadi? Saya sehat, Pak. Ya sudah, kita salaman. Jabat erat kayak keluarga. Bahkan saat saya didatangkan, saya harap tidak ada wartawan yang meliput, takutnya itu dijadikan masalah," kenangngya ketika temu Jokowi.

"Nanti dikiranya saya dan admin dikira settingan. Padahal nggak. Mengalir saja. Kami saling mengikat. Dengan rasa saling hormat," tanbah dia.

Namun ketika saat itu tidak ada media, namun foto dia, sedang berfoto bersama Jokowi beredar luas. Nurhadi meyakini jika itu karena hadirin saat itu mengambil gambar karena antusias yang tinggi. Dia tak ambil pusing jika ada anggapan Nurhadi condong ke kubu capres 01.

"Terserah anggapan mereka. Saya juga bisa beranggapan ke mereka. Janganlah ngeceh-ngeceh pikiran. Gunakan pikiran yang sebaik-baiknya. Gunakan waktu sebaik-baiknya," tanbah Nurhadi.

Nurhadi juga menyampaikan harapannya agar tak ada yang golput di pemilu. Dia mengaku memberi saran kepada anggota timnya, bahwa hidup itu harus punya pemimpin.

"Hidup itu harus punya pemimpin. Walaupun pemimpinnya pendosa, kalau memang tidak ada pilihan. Tapi kalau ada pilihan, maka harus memilih yang terbaik. Terbaik bukan untuk ukuran pribadi. Untuk asal senang," kata dia.

"Ukuran baik itu ya kembalinya ke agama, ke negara. Milih yang terbaik. Dan yang terbaik semoga, jadi," harapnya terhadap pilpres nanti.



Simak Juga 'd'Happening Capres Fiktif Nurhadi, Politik Tronjal Tronjol':

[Gambas:Video 20detik]

(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads