Saling lontar peranyataan itu bermula ketika politisi PKB, Maman Imanulhaq, menyebut Romy sebagai musuh Islam karena tersandung kasus korupsi.
Tak terima dengan tudingan itu, giliran PPP yang mengingatkan kasus 'kardus durian' yakni uang Rp 1,5 miliar disimpan dalam kardus durian yang disita KPK pada OTT terhadap petinggi Kemenakertrans dengan dugaan penggelontoran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (DPID) terhadap 4 kabupaten di Papua pada tahun 2011 lalu. Saat itu, Muhaimin menjabat sebagai Menakertrans.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyikapi masalah tersebut, politisi PKB Abdul Kadir Karding menyebut bahwa saling singgung kader kedua partai itu hanyalah bermotif persaingan.
"Oh, itu biar urusan hukum saja, kita nggak tahu. Itu kan motif persaingan aja," kata Karding kepada detikcom saat menghadiri acara konsolidasi tim pemenangan Jokowi di Purworejo, Selasa (19/3/2019).
Terkait dengan kasus hukum yang menyangkut Rommy, Karding mengaku turut prihatin. Meski demikian, pihaknya menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya sesuai hukum yang berlaku.
"Pak Romy apapun adalah sahabat terdekat kami, sebagai kawan kami prihatin kami sedih dan kami sungguh berempati termasuk juga kepada temen-temen PPP. Wilayah hukum penanganan Mas Rommy adalah wilayah KPK, kami tidak bisa campur tangan," lanjutnya.
Baca juga: Jejak Romahurmuziy di Sana-sini |
Karding yakin kasus yang membelit Rommy merupakan urusan pribadi dan tidak akan menggerus elektabilitas paslon Pilpres yang diusung oleh PPP. Justru Karding yakin bahwa di Jawa Tengah Jokowi akan meraih 80 persen suara.
"Saya rasa ini tidak ada hubungannya dengan TKN, tidak ada hubungannya dengan paslon, ini murni urusan pribadi mas Rommy. Jadi tidak ada sedikitpun yang menggerus. Hari ini kan saya tidak kampanye diri saya, saya hanya kampanye Pak Jokowi, targetnya di Jateng dapat 80 persen," lanjutnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini