"Polisi sama BPBD (Kabupaten Bantul) sudah mengharuskan ngungsi, jadi saya sama keluarga sementara mau mengungsi. Kalau di sini (RT 02 Dusun Kedung Buweng) ada dua KK yang disuruh mengungsi, dua KK itu sudah sama punya saya," ujar Muhammad Aris (47), warga yang diharuskan mengungsi oleh polisi dan BPBD saat ditemui detikcom, Selasa (19/3/2019).
Karena itu, Aris saat ini telah bersiap-siap untuk mengungsi nanti sore ke rumah saudaranya. Selain dua KK di Dusun Kedung Buweng, ada lima KK lainnya yang diharuskan mengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga mantan Ketua RT 02 Dusun Kedung Buweng ini menyebut bahwa ia mantap untuk mengungsi setelah tadi malam terjadi longsoran susulan di TKP. Terlebih, kondisi istrinya saat ini sedang kurang sehat.
"Tadi malam ada longsoran lagi tapi kecil, jam 1 dini hari itu saya dengar suara kreket-kreket seperti pohon berdekatan, ternyata longsor," katanya.
Menurut pria yang sudah tinggal di Dusun Kedung Buweng selama 17 tahun ini, sebetulnya penghuni dua rumah yang terkena longsoran tanah hari Minggu malam sebelumnya telah diperingatkan BPBD. Peringatan itu untuk mengosongkan rumah karena masuk daerah rawan longsor.
![]() |
"Dua rumah itu sudah diperingatkan untuk dikosongkan 2-3 yang tahun lalu, tepatnya pasca pembangunan di sana (bangunan calon makam Sri Sultan HB X)," ucapnya.
Warga lain yang mengungsi, Doni Praditya Setiawan (35) mengatakan, bahwa ia telah mengungsi sejak hari Minggu (17/3) malam, tepatnya setelah tanah longsor yang menimbun dua rumah di RT 02 Dusun Kedung Buweng. Doni memilih mengungsi karena sebelumnya pernah menjadi korban tanah longsor.
"Rumah saya pernah kena longsor tahun 2017, saat itu jebol-jebol bangunannya, dan ini kedua kalinya karena rumah saya berada di bawah lokasi longsoran. Karena itu saya milih mengungsi saja ke rumah saudara di (Dusun) Pundung, Wukirsari (Imogiri)," ujarnya.
Doni juga menuturkan, bahwa harta benda yang berada di rumahnya belum terevakuasi. Hal itu karena lokasi rumah berada persis di bawah TKP, sehingga ia takut terjadi longsoran susulan saat mengevakuasi harta bendanya.
"Saya sudah ngungsi tapi barang-barang masih di rumah, karena itu yang paling dibutuhkan saya saat ini bantuan pakaian dan air," katanya.
Doni menambahkan bahwa ia tidak menolak apabila Pemerintah berupaya merelokasi tempat tinggalnya. Mengingat rumah yang ditinggalinya saat ini masuk daerah rawan longsor.
"Saya ini sudah dua kali kena tanah longsor, jadi saya minta pemerintah mengupayakan relokasi, karena ini menyangkut nyawa juga, Mas," ujarnya.
Diwawancarai terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto menjelaskan, bahwa BPBD secara berkala telah melakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di daerah rawan longsor.
"Memang kita kan sosialisasi tidak hanya ke dua warga (yang terdampak longsor di Dusun Kedung Buweng) tapi ke semua warga Bantul yang tinggal di zona merah," ujarnya saat dihubungi detikcom, Selasa (19/3/2019).
"Karena ada 2.000 (jiwa) lebih masuk zona merah, dan paling banyak itu di (Desa) Wukirsari dan (Desa) Selopamioro karena di dua tempat itu tanahnya berpasir dan labil," imbuh Dwi. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini