"Sebulan ini sudah 49 kasus, trennya meningkat dibandingkan bulan Januari 2018 ada 30 kasus. Jadi saat ini kami mewaspadai siklus 4 tahunan," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sleman, Novita Krisnaini ditemui di Kantor Bupati Sleman, Kamis (31/1/2019).
Dijelaskannya, siklus 4 tahunan itu dilihat berdasarkan jumlah kasus DBD tahunan yang didata Dinas Kesehatan. Yakni tiap 4 tahun sekali selalu ada peningkatan kasus DBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu pada 2014 ada 538 kasus (4 pasien meninggal), tahun 2015 ada 520 kasus (9), tahun 2016 melonjak 880 kasus (9).
Selanjutnya pada tahun 2017 ada 427 kasus (3) dan tahun 2018 ada 144 kasus (1).
"Siklus ini berdasarkan data tahunan menunjukkan tiap 4 tahun sekali ada peningkatan kasus DBD. Ada periode-periode peningkatan kasus, berdasarkan data kami," jelasnya.
Sementara itu untuk 49 kasus DBD di Sleman bulan ini, di antaranya terjadi di Kecamatan Depok 12 kasus, Ngaglik 7 kasus, Mlati 4 kasus, Berbah 4 kasus, Sleman 3 kasus, dan Moyudan serta Seyegan masing-masing 2 kasus.
Dinas Kesehatan pun mendorong masyarakat untuk menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M. Selain juga dinas akan melakukan langkah antisipasi lainnya.
"Dari bertelurnya nyamuk sampai menjadi nyamuk dewasa butuh waktu tujuh hari. Kalau sebelum tujuh hari sudah kita menguras tampungan air, lalu menutup tampungan air dan memanfaatkan kembali barang bekas, itu upaya paling penting," imbuhnya.
Simak juga video 'Mengenal Lebih Jauh Gejala DBD dan Cara Penyembuhannya':
(sip/sip)











































