Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mengatakan publikasi Indonesia Barokah merupakan cara primitif dalam konstentasi politik namun membutuhkan biaya yang banyak.
"Itu bukan ongkos kecil karena sangat sistematis. Dkirim ke masjid-masjid pakai alamat segala macam tapi isinya sangat menyakitkan masyarkaat. Tidak memberi contoh yang baik," kata Sudirman usai acara rakor Korcam dan Kordes relawan Prabowo-Sandi Semarang di Hotel Muria Kota Semarang, Sabtu (26/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tabloid tersebut, memang banyak artikel yang memuat soal Prabowo dan diduga bermuatan opini yang kritis. Menurut Sudirman hal itu justru tidak menurunkan elektabilitas Prabowo maupun Paslon Pilpres nomor 02.
"Pengaruh elektabilitas saya curiga malah sebaliknya, karena serangannya kebangetan malah menimbulkan simpati. Dulu kan di Jakarta terjadi guyonan sembako gede-gedean itu, tapi karena guyonan sembako yang membabi buta itu malah mebuat Anies-Sandi lebih mendapat simpati masyarakat," jelas Sudirman.
"Insya Allah akan membuat masyarakat simpati siapa yang sebetulnya sedang menuju perbaikan," lanjutnya.
Sudirman pun mengapresiasi pernyataan Wapres Jusuf Kalla selaku ketua Dewan Masjid Indonesia mengarahkan agar tabloid Indonesia Barokah yang dikirim ke Masjid dibakar.
"Itu kan sebenarnya pesan yang keras sekali dari seorang negarawan. Bahwa itu bukan cara yang baik," tegasnya.
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu (alg/mbr)











































