1 Peleton Polisi Bersiaga di Rutan Solo Pascakeributan Kemarin

1 Peleton Polisi Bersiaga di Rutan Solo Pascakeributan Kemarin

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Jumat, 11 Jan 2019 09:32 WIB
Suasana di Rutan Surakarta pascakeributan, kemarin. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Semarang - Kepolisian menyiagakan 1 peleton anggota di Rutan Kelas 1 Surakarta pascakeributan kemarin. Belum ada penetapan tersangka terkait keributan tersebut.

"Kita tempatkan 1 peleton Sabhara, ya, bergabung dengan Brimob di sana," ujar Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono kepada wartawan di Mapolda Jateng, Semarang, Jumat (11/1/2019).

Condro mengimbuhkan bahwa saat ini situasi Rutan Surakarta sudah kondusif dan 11 tahanan serta narapidana yang terlibat keributan dipindah ke 3 daerah. Antisipasi hal serupa di lapas atau rutan lain, polisi memberikan pengamanan 1 regu anggota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sudah kondusif ya. Yang melakukan keributan itu juga sudah dipindahkan," kata Condro.

"Ada 6 orang dititipkan di sini (Polda Jateng), ada yang ke Sragen 2, ada yang Wonogiri 3," imbuhnya.

Condro menjelaskan keributan terjadi karena adanya provokasi. Meski demikian hingga saat ini belum ada penetapan tersangka.

"Tidak ada tersangka, jadi keributannya itu antara yang di dalam dan di luar," ujarnya.

Kejadian berlangsung saat jam besuk di ruang aula rutan, Kamis (10/1) siang. Saat itu terdapat puluhan pembesuk yang dibagi dalam beberapa kloter.


Berdasarkan keterangan Polda Jateng, para pembesuk yang hendak meninggalkan lokasi sempat meneriakkan takbir. Kemudian napi lain merespons dengan suara binatang.

"Melihat kejadian tersebut, pembesuk langsung disuruh keluar oleh pihak Pengamanan Rutan dan tahanan dari kelompok yang dibesuk juga dipindahkan ke Ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan. Sementara itu dari pihak Napi Kriminal berusaha merangsek hingga menjebol pintu Blok C1 dengan Blok B," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja, Kamis (10/1/2019).

Sedangkan versi Kepala Rutan Kelas I Surakarta, M Ulim Nuha, cekcok berawal dari kontak mata antara pembesuk dengan napi. Suasana memanas ketika pembesuk melakukan kontak fisik dengan salah satu napi.

"Kemudian salah satu warga binaan ditarik bajunya, jatuh. Akhirnya penghuni lain spontanitas langsung membela," katanya.

Aksi saling lempar batu pun terjadi di dalam rutan. Tampak dari video yang beredar, napi sudah berada di dalam Blok C, sedangkan pembesuk berada di sekitar aula.

Mulai dari batu hingga meja berusaha dilemparkan. Aksi tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan, seperti pot-pot tanaman yang berserakan.

Dia menjelaskan, narapidana yang terlibat ialah dari Blok B dan C. Dia tidak menampik bahwa peristiwa itu merupakan rentetan konflik antartahanan sebelumnya.

"Memang sebelumnya sempat cekcok, tapi sudah kita selesaikan. Ini kebetulan terulang lagi," ujar dia. (alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads