Hal itu sering dikeluhkan para wisatawan selama ini. Keberadaan mereka sering meminta uang jasa yang tinggi termasuk pungutan liar (pungli) dan berpotensi membuat wisatawan kapok untuk mengunjungi Gunungkidul.
Saat libur Nataru, Tim Saber Pungli akan dilibatkan guna mencegah praktik pungli kepada wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim Saber Pungli akan diterjunkan (saat libur Nataru) untuk antisipasi yang biasanya mengarahkan wisatawan ke jalan-jalan 'tikus' itu. Juga untuk antisipasi kenaikan tarif parkir yang tidak wajar di tempat wisata," katanya kepada wartawan, Jumat (21/12/2018).
Menurut Fuady, hal itu perlu diantisipasi mengingat dalam praktiknya, mereka menyaru sebagai pemandu jalan yang terkadang meminta uang jasa kepada wisatawan. Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul telah memasang rambu penunjuk jalan ke tempat-tempat wisata.
"Kebanyakan mereka itu kan warga sekitar ya, jadi saya sarankan ke Pemerintah (Pemkab) Gunungkidul untuk mengarahkan kepala desa supaya meminimalisir keberadaan Pak Ogah di jalur-jalur wisata," ucapnya.
Terpisah, Bupati Gunungkidul, Badingah menjelaskan keberadaan Pak Ogah yang mengarahkan wisatawan ke jalan 'tikus' sangat disesalkan. Karena itu, Badingah telah melakukan koordinasi dengan kepala desa, khususnya yang memiliki tempat wisata agar menyadarkan masyarakat yang berprofesi sebagai Pak Ogah.
"Koordinasi sudah kita lakukan dengan para kepala desa, karena keberadaan Pak Ogah itu sifatnya personal. Jadi perlu pendekatan personal juga untuk menyadarkannya, seperti dibilangin kalau terus-terusan gitu bisa mematikan tempat wisata di daerah mereka juga," katanya. (bgs/bgs)