Para ribuan GTT/PTT SD Negeri dan SMP Negeri se-Kabupaten Semarang tersebut memenuhi GOR Wujil Kompleks Stadion Pandanaran. Untuk GTT/PTT yang laki-laki memakai seragam celana panjang warna hitam dan baju lengan panjang warna putih. Sedangkan untuk GTT/PTT perempuan memakai seragam bawah warna hitam, baju lengan panjang warna putih dan memakai jilbab warna merah.
Ketua Paguyuban GTT/PTT Kabupaten Semarang Tri Mulyanto mengatakan ini merupakan rasa syukur GTT/PTT Kabupaten Semarang karena adanya tambahnya penghasilan.
"Acara ini adalah rasa syukur kami GTT/PTT Kabupaten Semarang. Alhamdulillah dengan tambahnya penghasilan kami, insya allah bisa melanjutkan cita-cita kami mendidik dengan baik, mengajar dengan lebih bagus lagi. Lebih-lebih kalau diimbangi dengan peningkatan pendapatan baik, kami mengajar dengan baik," kata Tri di sela-sela syukuran GTT/PTT se-Kabupaten Semarang, Kamis (20/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk yang 2019 nanti linier sesuai UMK. Jadi yang awalnya mungkin hanya dari BOS ada yang mendapat Rp 400 ribu, Rp 300 ribu, Rp 250 ribu, sekarang 2019 telah diputuskan honorarium GTT Kabupaten Semarang terutama golongan linier itu Rp 2.055.000," kata dia.
Kemudian untuk GTT yang tidak linier, kata dia, ada yang tidak punya kelas, guru mata pelajaran lainnya yang diterima Rp 1,3 juta untuk SD Negeri dan SMP Negeri. Kemudian untuk penjaga sekolah sebesar Rp 1 juta.
"Untuk yang datang hari ini sekitar 2.440. Untuk SD yang linier 1.025 dan yang SMP 143, sisanya GTT tidak linier," katanya.
Adapun insentif bagi GTT/PTT sesuai UMK di Kabupaten Semarang sebesar Rp 2.055.000 tersebut baru akan diterima mulai bulan Januari 2019, mendatang. Namun demikian, ribuan GTT/PTT telah melangsungkan syukuran pada bulan Desember.
"Ini karena pada dasarnya di 2018 sudah naik insentifnya. Awal kami Rp 500 ribu menjadi Rp1,5 juta sejak Oktober," tuturnya.
Menyinggung perihal seragam yang dipakai bawah hitam, atas putih, terus untuk perempuan memakai jilbab warna merah, Tri mengatakan, ini nuansanya tetap merupakan semangat perjuangan.
"Jadi nuansa kami tetap bersepakat semangat perjuangan. Kalau logo kami GTT/PTT merah, itu bahwa kami semangat untuk memperjuangkan teman-teman masih membara," ujarnya.
Dalam syukuran tersebut, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bambang Kusriyanto dan Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha. Saat diminta menyampaikan pidato, Ketua DPRD justru membacakan surat yang dibuat Presiden Soekarno 10 September 1966 yang bisa menginspirasi GTT/PTT Kabupaten Semarang tentang Dedication of Life. Selain itu, dia juga membacakan puisi karya Chairil Anwar berjudul Guruku Nomor Satu.
"Hal ini menjadi introspeksi kami pendapatan jauh lebuh besar belum pernah syukuran, ini menjadi introspeksi," katanya.
"Saya melihat teman-teman GTT/PTT istilahnya mengabdi tak kenal lelah, mentransformasikan ilmu kepada anak didiknya. Betul-betul ini merasakan pemikiran dan perjuangan teman-teman GTT/PTT," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha menambahkan, tasyakuran dengan terkait dengan peningkatan penghasilan untuk GTT/PTT di Kabupaten Seman
"Bahwa banyak dari beliau-beliau (GTT/PTT) ini sudah mengabdi dalam rangka memajukan, mencerdaskan anak-anak kita, ini sudah lama sekali dan waktu itu, insentifnya masih sangat-sangat rendah. Dengan kenaikan pendapatan insentif khususnya untuk GTT/PTT ini, tentunya kita sudah sangat bersyukur agar kesejahteraan mereka bisa meningkat," tegasnya.
(bgs/bgs)