Mengenal Sriyono, Difabel Pendiri Sekolah Gratis di Blora

Mengenal Sriyono, Difabel Pendiri Sekolah Gratis di Blora

Arif Syaefudin - detikNews
Selasa, 11 Des 2018 11:02 WIB
Sriyono, difabel pendiri sekolah gratis di Blora (Foto: Arif Syaefudin/detikcom)
Blora - Namanya Sriyono Abdul Qohar, seorang penyandang disabilitas tuna daksa yang tercatat sebagai warga Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen, Blora. Di balik keterbatasan fisiknya, ternyata ia telah berhasil mendirikan sekolah gratis tak jauh dari tempat tinggalnya.

Sriyono mendirikan PAUD/KB Gembira Ria, satu-satunya taman pendidikan usia dini di desanya. Didirikan sejak 2009 lalu, kini taman sekolahan itu telah memiliki sedikitnya 32 siswa.

Sriyono merupakan lulusan sarjana pendidikan agama Islam dari Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Blora. Berbekal gelar S1, ia berulang kali mendaftarkan diri ke sejumlah sekolah sebagai guru namun tak ada yang menerimanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah lulus saya memasukkan lamaran di sejumlah sekolah, mulai MI, MTs dan sekolah-sekolah swasta lain. Dari semua itu, alhamdulillah saya belum diterima. Mungkin karena bentuk fisik saya," kata Sriyono saat ditemui detikcom di ruang kerjanya, Selasa (11/12/18).
Mengenal Sriyono, Difabel Pendiri Sekolah Gratis di Blora(Foto: Arif Syaefudin/detikcom)

Ia bercerita, pada tahun 2008, ia mendapatkan kabar dari salah seorang bidan desa yang mengabarkan adanya rencana pemerintah pusat membangun PAUD. Momen itulah yang dimanfaatkannya untuk membuat proposal pendirian PAUD di desanya.

"Syaratnya harus dapat 21 siswa, tapi waktu itu alhamdulillah bisa dapat 23 siswa. Saya membuat proposal dan langsung di-acc," terangnya.


Para siswa yang tergabung di dalam PAUD asuhan Sriyono sama sekali tidak dikenai biaya atau pungutan apapun. Memang ada iuran suka rela yang dihimpun sendiri oleh orang tua peserta didik. Jumlahnya tak ditentukan karena memang suka rela, atas kemauan sendiri.

Sehari-harinya dia juga bergabung pada Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM). Di kelompok itu dia membuat batik dan kerajinan khas Blora untuk dipasarkan. Hasilnya digunakan untuk membiayai keluarga dan operasional sekolah yang didirikannya itu.

"Sekolah ya digratiskan saja. Untuk operasional kan cuma ATK dan perawatan fasilitas dan pajak (PBB dan tagihan listrik). Dibayar pakai uang pribadi dari usaha sampingan saya," aku bapak dua anak ini.
Mengenal Sriyono, Difabel Pendiri Sekolah Gratis di Blora(Foto: Arif Syaefudin/detikcom)


Sriyono menjabat sebagai kepala sekolahnya, dibantu tiga orang guru yang digaji dari dana suka rela yang dihimpun oleh para orang tua peserta didik.

"Pak Sriyono sabar mendidik anak-anak. Dulu sempat diragukan kemampuannya mengelola sekolah dengan kondisi fisiknya. Namun keraguan itu terbantahkan setelah saya 9 tahun mengajar di sini. Dia mampu menutupi kekurangannya dengan kelebihannya," ujar Titik Suharni, salah satu guru PAUD KB Gembira Ria. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads