Para penyandang difabel ini bergabung di komunitas Difabel Blora Mustika (DBM). Mereka berharap, dari hasil karya tersebut dapat ikut mewakili perasaan bangga para penyandang difabel, utamanya dari Blora dalam gelaran Asian Para Games 2018.
Ketua DBM, Abdul Ghofur menjelaskan, batik Asian Para Games dibuat dengan teknik cap. Didominasi warna hitam dengan kombinasi gambar burung elang Bondol sebagai ikon Asian Para Games 2018. Di samping gambar logo, ditambahkan motif gambar seorang atlet Para Games di atas kursi roda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk menyelesaikan satu lembar kain batik Asian Para Games membutuhkan waktu selama 3 hari. Saat ini, ada 10 potong batik Asian Para Games yang sudah selesai dibuat. Kain batik dengan panjang 2 meter ini, rencananya akan dijual dengan harga Rp 300 ribu per potong kain.
"Ini kami jual Rp 300 ribu per potongnya. Bagi masyarakat yang ingin membelinya, bisa langsung ke sanggar batik kami yang ada di Desa Kamolan Kabupaten Blora," ujarnya.
Ia mewakili para anggota DBM berharap, batik Asian Para Games buatan DBM ini ke depannya bisa menjadi ikon batik bagi semua penyandang difabel baik di tingkat nasional bahkan internasional.
"Batik difabel kan baru hanya ada di Blora saja, di Indonesia bahkan dunia bahkan belum ada. Kami pingin batik ini nantinya menjadi icon batik bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia," paparnya.
Tonton juga 'Keren Banget! Karya Seni Anak-anak Difabel':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini