Memburu Pelaku Begal Payudara Turis Bule di Yogyakarta

Memburu Pelaku Begal Payudara Turis Bule di Yogyakarta

Ristu Hanafi - detikNews
Selasa, 13 Nov 2018 08:33 WIB
Lokasi aksi begal payudara di kawasan Prawirotaman, Ygyakarta. Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Seorang turis bule menjadi korban begal payudara di kawasan kampung wisata Prawirotaman, Kota Yogya sepekan lalu. Bule itu mendapatkan perlakuan pelecehan seksual ketika berjalan kaki bersama seorang temannya sesama bule di Gang Batik Gringsing, Jalan Prawirotaman 1, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan.

Dari rekaman CCTV sebuah hostel, pelaku seorang pria mengendarai sepeda motor. Hingga kini identitas pelaku masih misterius.

Peristiwa begal payudara itu terekam kamera CCTV sebuah hostel dekat lokasi kejadian. Tak butuh waktu lama, video rekaman CCTV itu viral di media sosial dan menjadi sorotan sejumlah pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu saya baru keluar, tiba-tiba di-whatsapp karyawan saya tanya bisa lihat rekaman CCTV tidak. Dia bilang baru saja ada bule perempuan jalan di depan hostel tiba-tiba berteriak keras sekali," cerita pemilik hostel, Yudhistira (26) saat dihubungi detikcom, Jumat (9/11).

Kemudian dia kembali ke hostelnya untuk melihat rekaman CCTV guna memastikan sebetulnya apa yang terjadi sehingga bule tersebut berteriak.


"Saya lihat ternyata betul, habis dicimol (dipegang payudaranya) oleh orang yang naik motor," terang Yudhis.

Yudhis mengaku bule itu bukan tamu hostelnya. Dia pun belum mengetahui persis identitas bule tersebut.

"Lalu Senin saya ke Polsek, melapor nunjukin video itu, kemudian polisi datang ke hostel saya mengecek di lokasi," jelasnya.

Saat dilihat detikcom, video rekaman CCTV itu menayangkan dua orang bule perempuan sedang berjalan kaki di sebuah gang di kawasan Prawirotaman. Keduanya tampak berjalan berdampingan di sisi pinggir jalan sambil mengobrol.


Tercantum waktu kejadian menunjukkan pukul 20.56 WIB. Kondisi gang sepi dari lalu lalang motor atau pejalan kaki lainnya.

Lalu muncul sebuah sepeda motor yang dikendarai seseorang dari arah berlawanan. Ketika tepat berpapasan dengan kedua bule tersebut, pengendara memepetkan kendaraannya ke arah kedua bule itu dan tanpa disangka, tangan kiri pengendara motor langsung melancarkan aksi tak senonohnya.

Sontak saja bule yang menjadi korban begal payudara kaget mendapatkan perlakuan tidak senonoh itu. Dia tampak menoleh ke belakang untuk melihat pelaku. Sementara setelah melakukan aksinya, pelaku begal payudara terlihat langsung tancap gas meninggalkan lokasi.

Wali Kota Yogya, Haryadi Suyuti angkat bicara terkait peristiwa begal payudara itu. Dia meminta kasus tersebut ditindak tegas aparat.

"Ya itu (begal payudara) hal-hal yang tentunya harus ditindak secara tegas," ujar Haryadi saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (12/11).

Haryadi menegaskan, tindakan pelecehan seksual apapun bentuknya termasuk begal payudara tidak semestinya terjadi. Oleh karenanya, Haryadi berharap masyarakat berpartisipasi agar kasus serupa tak terulang.


"Bukan hanya turis, (begal payudara) terhadap warga masyarakat (lokal) juga nggak boleh. Masyarakat mendapatkan perlakuan seperti itu (begal payudara) nggak boleh," tegasnya.

"Inilah yang harus dijaga, makanya ada RT, ada RW, kelompok pemuda. Marilah hal semacam ini kita jaga untuk dihindarkan, jangan sampai terjadi," lanjut Politikus Partai Golkar tersebut.

Haryadi juga mengimbau warga untuk proaktif melaporkan jika menemui kejadian yang sama.

"Semestinya (polisi) bertindak, tapi kan harus ada laporan. Laporan kan bisa masyarakat setempat, tidak harus korban," imbuh Haryadi.

Permaisuri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas juga turut angkat bicara. Menurutnya, pelaku bagal payudara itu harus ditangkap.

"Pelaku (begal payudara) harus betul-betul ditangkap, jika perlu masyarakat yang harus bergerak untuk menangkap orang-orang ini, asal jangan dihakimi sendiri," katanya usai membuka Kejuaraan Pacuan Kuda Istimewa X bertajuk 'Jogja Derby 2018' di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, Minggu (11/11).

"Supaya dia (pelaku begal payudara) tidak berulang kali melakukan hal yang seperti itu (begal payudara)," imbuhnya.

Lanjut GKR Hemas, pelaku perlu ditangkap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di Yogyakarta yang merupakan daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat yang tinggal di tempat-tempat wisata diimbau agar ikut menjaga tempat wisatanya dari berbagai gangguan. Karena kejadian begal payudara dapat mencoreng Yogyakarta sebagai daerah wisata.

Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogya, Yunianto Dwi Sutono, menyayangkan aksi pelecehan seksual itu. Agar kasus ini tak menjadi bola liar, Dispar juga mendesak polisi mengusut kasus ini.

"Ya kalau benar (ada begal payudara) kami menyayangkan. Disamping itu mohon untuk bisa diungkap oleh aparat yang berwenang," kata Yunianto saat dihubungi detikcom, Senin (12/11).

Yunianto menjelaskan, pihaknya berencana mendalami kasus pelecehan seksual terhadap turis asing tersebut. Untuk mencegah kejadian serupa tak terulang, lanjut Yunianto, pihaknya akan berupaya mengoptimalkan sosialisasi, supaya segenap masyarakat memiliki pola pikir sadar pariwisata.

"Agar masyarakat senantiasa mempunyai jiwa sadar wisata, bagaimana kita memperlakukan wisata di Kota Yogyakarta dengan baik dan tentunya nyaman," ungkapnya.

"Supaya wisatawan di Yogyakarta, khususnya mancanegara dan pada umumnya (wisatawan) domestik tetap suka tinggal di Kota Yogyakarta," paparnya.

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga mengecam peristiwa begal payudara tersebut. Selain sang bule menjadi korban pelecehan seksual, peristiwa itu juga menodai citra pariwisata Yogyakarta.

"Kami sangat menyayangkan peristiwa tersebut karena dikhawatirkan menjadi hal yang kurang baik bagi nama DIY pada umumnya, menodai dunia pariwisata Yogya, juga merusak citra masyarakat Yogya yang dikenal ramah dan baik," kata Ketua DPD Asita DIY, Sudiyanto saat dihubungi detikcom, Senin (12/11/2018).

Menurutnya, selama ini iklim di Yogyakarta cukup kondusif bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Dan kejadian ini tersebar di media sosial dengan cepat sehingga akan merugikan pariwisata dan juga masyarakat Yogya sendiri," sebut Sudiyanto.

Dia berpandangan peristiwa 'begal payudara' itu bisa terjadi karena selain niat jahat dari pelaku, juga kondisi sekitar lokasi kejadian yang memudahkan pelaku untuk beraksi.

"Mungkin jalan yang kurang terang sehingga memudahkan pelaku melakukan hal yang tidak senonoh. Ini perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat, mungkin perlu juga ditambah pemasangan CCTV di beberapa titik agar semua aktivitas mudah terekam dan terawasi, khususnya wilayah yang sepi dan kurang terang saat malam hari," ujarnya.

Sudiyanto juga berharap kepolisian bisa segera menangkap pelaku dan memprosesnya sesuai aturan hukum.

"Pelaku harus diberi hukuman yang setimpal. Masyarakat Yogya yang dikenal ramah, baik dan berbudaya, jangan sampai ternodai ulah oknum yang tidak bertanggung jawab," imbuhnya.

Setelah sejumlah pihak mendesak agar polisi mengusut kasus tersebut dan menangkap pelaku untuk diproses hukum. Lalu, seperti apa tanggapan dari kepolisian?

"Peristiwa itu terkait tindak pidana pelecehan seksual, polisi bisa membuat laporan polisi model A, tanpa adanya laporan awal dari korban," kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto, saat dihubungi detikcom, Senin (12/11/2018).

Meski demikian, Yuliyanto juga meminta agar korban tetap melapor ke polisi. Karena polisi juga membutuhkan keterangan dari korban untuk kepentingan pemberkasan.

"Kalau tidak melapor, dari mana penyidik akan mengetahui siapa identitas korban? Juga keterangan soal kronologi kejadian, dari korban juga dari saksi-saksi, untuk melengkapi berkas perkara," jelasnya.

Hingga kini identitas pelaku maupun korban memang masih misterius.

"Masih lidik (penyelidikan), yang jelas kita cari pelakunya. Doakan saja semoga cepat tertangkap," kata Wakapolresta Yogyakarta, AKBP Ardiyan Mustakim saat dimintai konfirmasi terpisah.

Menurutnya, proses penyelidikan tetap berlanjut karena kejadian itu dianggap meresahkan masyarakat khususnya wisatawan. "Karena kan meresahkan juga itu, jadi tetap kita lakukan penyelidikan dan tetap kita cari itu (pelakunya)," tegasnya.


Saksikan juga video 'Turis Bule Jadi Korban 'Begal' Payudara di Yogya':

[Gambas:Video 20detik]

(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads