"Ini prosesi awal mulai dari Polda tadi geser Titik Nol. Di sini kita proses Lampah Prihatin," kata koordinator Gemayomi, Lestanto Boediman, Kamis (25/10/2018).
Dalam proses Lampah Prihatin ini, seorang peserta aksi melakukan jalan mundur dari Alun-alun Utara Yogya menuju Titik Nol dengan mata ditutup kain. Aksi jalan mundur dikawal oleh massa lainnya yang memakai busana dan atribut budaya nusantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lestanto menambahkan aksi ini juga simbol permohonan ke Raja Keraton Yogyakarta untuk tetap menjaga adat istiadat dan budaya.
"Permohonan ke Ngarsa Dalem, bahwa hari ini kita melihat banyak adat istiadat bukan hanya di Yogya, tapi juga daerah lain, banyak 'pengrusakan' adat istiadat dan budaya. Kemarin di Pantai Baru picu kegelisahan padahal kegiatan itu kegiatan budaya dan ditujukan kepada Tuhan, jangan diganggu, jangan ada kelompok yang memaksakan kehendaknya (membubarkan acara tradisi)," papar Lestanto.
![]() |
Pihaknya berharap kejadian di Pantai Baru menjadi kejadian terakhir di Yogya dan di daerah lain.
"Mari saling menghargai, warga Pantai Baru itu nelayan, tradisi ucapan terima kasih ke Tuhan atas rezeki yang diberikan. Dan di bumi Nusantara banyak agama dan keyakinan, mari saling menghormati adat istiadat dan budaya yang ada," imbuhnya.
Setelah aksi Lampah Prihatin ini, massa selanjutnya akan menggelar acara puncak berupa Labuhan Mantra di Pantai Parangkusumo Bantul sore nanti.
Saksikan juga video 'Ini Pantai Baru, Lokasi Sedekah Laut yang Dirusak Sekelompok Orang':
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini