Temukan Mata Air di Gua, Warga Gunungkidul Ini Butuh Bantuan Pompa

Temukan Mata Air di Gua, Warga Gunungkidul Ini Butuh Bantuan Pompa

Pradito Rida Pertana - detikNews
Rabu, 24 Okt 2018 14:52 WIB
Temukan Mata Air di Gua, Warga Gunungkidul Ini Butuh Bantuan Pompa
Marjiyanto di mulut Gua Kedung Mbangsri. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Gunungkidul - Hendak mencari kelelawar, warga Blado, Giritirto, Purwosari, Gunungkidul menemukan sumber mata air di dalam Gua Kedung Mbangsri. Kendati demikian, warga kesulitan alat pompa dan pipa guna memanfaatkan sumber air tersebut.

"Awalnya iseng cari kelelawar sama teman-teman di gua (Kedung Mbangsri), setelah ditelusuri lebih jauh ternyata ada sumber airnya (di dalam Gua Kedung Mbangsri)," kata Marjiyanto (36) saat ditemui di mulut Gua Kedung Mbangsri, Blado, Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Rabu (24/10/2018).

Dilanjutkan pria asli Blado, Giritirto, Purwosari, Gunungkidul ini, bahwa sumber air tersebut ditemukan setelah ia bersama beberapa temannya berjalan sekitar 500 meter ke dalam gua tersebut. Diungkapkannya pula, sumber air tersebut menyerupai tiga level dengan kedalaman yang berbeda-beda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk mencapai sumber air itu harus jalan, jongkok berjalan dan merangkak dengan posisi tengkurap. Pertama itu kubangan lumpur campur air sedalam 50 cm, setelah turun 3 meter kedalaman air sekitar satu meter dan yang ketiga paling dalam lebih dari dua meter," ucapnya.


"Maksimal hanya (menelusuri) sejauh 700 meter saja, yang jelas dari situ (700 meter dari mulut gua) airnya semakin banyak dan bening. Sumber airnya itu seperti kubangan dengan lebar sekitar 5 sampai 7 meter," imbuhnya.

Setelah menemukan sumber air tersebut, ia bersama rekan-rekannya segera melaporkan ke Dukuh Blado. Mereka kemudian mencoba menyedot air dari sumber tersebut. Hal itu dilakukan agar dapat dimanfaatkan warga sekitar, mengingat daerahnya masuk dalam zona kekeringan.

"Harapannya ya semoga bisa dimanfaatkan, karena bening dan jumlah debitnya banyak," ujarnya.


Sementara itu, Dukuh Blado, Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Witanto mengatakan bahwa setelah mendapat informasi dari Marjiyanto, ia bersama Karang Taruna setempat berinisiatif untuk menyedot air dari dalam gua.

"Usai diberitahu itu saya ikut masuk dan ternyata benar ada debit air dengan jumlah banyak di dalam gua (Kedung Mbangsri). Setelah itu, kami pinjam kabel, pompa air dan nyewa genset dari dana Dusun," ujarnya.


Diungkapkannya, kesulitan yang dialami pihaknya adalah terkait kabel listrik yang kurang panjang. Karena dari rumah warga ke gua jaraknya sekitar 750 meter.

"Seminggu dicoba, awal Oktober itu airnya keluar dan (aliran air) bisa dinaikkan sampai mulut gua. Tapi belum bisa kami manfaatkan secara maksimal," ujarnya.

"Karena terkendala biaya sewa kabel dan gensetnya yang sehari Rp200 sampai Rp300. Karena itu hanya ujicoba seminggu, dan kami mohon tindak lanjut dari Pemerintah (Kabupaten Gunungkidul) untuk membantu mengoptimalkan sumber air yang bisa mengurangi krisis air di daerah kami," pungkasnya.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menyatakan Pemkab akan sesegera mungkin membantu pemanfaatan sumber air tersebut. Untuk upaya jangka pendek, Pemkab Gunungkidul telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gunungkidul.

"Pertama akan lapor ke Bupati selaku yang punya kewenangan. Setelah itu akan lapor ke satuan kerja (Satker) DIY meski dari Satker sudah kesini (Gua Kedung Mbangsri) tapi kan tidak formal," kata Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi saat ditemui disela-sela peninjauan sumber air di Gua Kedung Mbangsri.

"Jadi harus ada permintaan dari Kabupaten ke provinsi, yaitu permintaan melalui Pak Gubernur DIY. Tapi secara teknis saya akan komunikasi dengan Satker agar bisa segera didayagunakan (sumber air di gua Kedung Mbangsri)," imbuhnya.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi.Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Diakuinya, permintaan ke Pemerintah Provinsi DIY, dalam hal ini Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X bukan tanpa alasan. Hal itu karena pihaknya belum mempersiapkan anggaran untuk pemanfaatan sumber air tersebut, terlebih anggaran lainnya sudah terlanjur masuk dalam anggaran perubahan.

"Karena ita ajukan ke Provinsi, terserah pak Gubernur nanti mau pakai dana mana, yang penting sudah lapor kalau ada sumber air yang bisa didayagunakan untuk mensejahterakan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, sembari menunggu kebijakan dari Pemprov DIY, pihaknya telah menyiapkan dua rencana guna pemanfaatan sumber mata air di gua Kedung Mbangsri.

"Rencana jangka pendek akan dilakukan pemanfaatan darurat, artinya segala urusan genset dan perpipaan nanti disediakan oleh Dinas PU. Nanti kalau dana dari PU ada lebih bisa dibangunkan bak penampungan air untuk mengelola air sesampainya di atas (mulut gua)," ujarnya.

"Kalau melihat Gua Begho itu menghabiskan dana Rp1,6 milliar untuk menaikkan air ke permukaan. Melihat karakteristiknya yang hampir sama dan di sini (Gua Kedung Mbangsri) lebih besar, saya kira perhitungan kasar kurang lebih bisa menghabiskan Rp2 milliar," kata Immawan. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads