"Sejak mulai kemarau ini, ada sekitar 3, 4 bulanan (Air di Embung Nglanggeran kering). Sudah sering susut gini, tapi kalau sampai kering gini ya baru tahun ini," kata Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran, Sugeng Handoko saat dihubungi detikcom, Sabtu (20/10/2018).
Menurutnya, fungsi Embung yang berlokasi di Patuk, Gunungkidul tersebut sejatinya memang untuk menampung air hujan dan mengairi perkebunan buah di Nglanggeran. Namun, karena saat ini hujan tak kunjung turun, karenanya seluruh air di dalam Embung tersebut digunakan untuk mengairi perkebunan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga 500 sampai 1000 batang pohon durian tahun ini bisa berbuah," imbuhnya.
Disinggung mengenai tidak adanya pemberitahuan kepada pengunjung terkait mengeringnya Embung Ngalanggeran, Sugeng mengaku telah menginfokan kondisi Embung tersebut. Meski Embung mengering, menurutnya para pengunjung masih bisa menikmati beragam tempat wisata di Nglanggeran.
"Sebenarnya sudah diinfokan juga kondisi Embung saat ini seperti apa, mungkin ada beberapa yang belum tahu. Saya sampaikan juga kalau fungsi Embung untuk pengairan kebun buah, jadi bukan hanya dilihat saja tapi difungsikan seperti saat ini," katanya.
"Selain Embung (Nglanggeran) kan sebenarnya ada beberapa opsi tempat untuk dikunjungi wisatawan, bisa ke Gunung Api Purba atau ke tempat pengolahan cokelat," katanya lagi melanjutnya.
Saksikan juga video 'Kemarau Panjang, Pompa Air Rusak, Kekeringan di Pasuruan Meluas':
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini