Sejumlah sungai dan saluran irigasi mengering. Hampir dua bulan terakhir, para petani di Kabupaten Demak tidak dapat bercocok tanam.
Dari pantauan, area sawah di Kecamatan Mijen, Demak Kota dan Dempet tidak ada tanamannya. Bahkan sebagiab besar tanahnya kering dan retak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah hampir dua bulan tidak bisa ditanami. Ya, karena tidak ada air irigasi. Terakhir panen itu Agustus, sampai sekarang belum lagi tanam," katanya kepada detikcom, Selasa (23/10/2018)
Menurutnya, hampir tiap tahun terjadi kekeringan di Kabupaten Demak. Namun, tahun ini cukup parah.
"Saat musim kemarau memang sering terjadi seperti ini, tapi tahun ini cukup parah," lanjutnya.
Sukarman (42), petani Desa Mijen, Kecamatan Mijen juga mengaku menganggur selama dua bulan terakhir. Sawah seluas dua hektar tidak ditanaminya.
"Tanaman pasti mati kalau tidak ada air. Daripada rugi mending menunggu musim hujan datang," katanya.
Sawah di wilayahnya biasanya mengalamai musim tanam tiga kali, yakni padi dua kali dan satunya palawija.
"Iya, dua kali padi dan satu palawija. Ini masih belum bisa ditanami, semoga segera ada hujan," paparnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho menuturkan bahwa musim kemarau diprediksi akan berlangsung hingga akhir Oktober.
"Akhir Oktober diprediksi sudah datang hujan. Saat ini sudah beberapa kali ada hujan meski intensitasnya rendah," tandasnya. (sip/sip)











































