Ada Kubah Lava Baru, Warga KRB III di Boyolali Diimbau Waspada

Ada Kubah Lava Baru, Warga KRB III di Boyolali Diimbau Waspada

Ragil Ajiyanto - detikNews
Senin, 20 Agu 2018 15:26 WIB
Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Boyolali - Warga Boyolali yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III bencana erupsi Gunung Merapi, meningkatkan kewaspadaan. Namun demikian, warga masih beraktivitas normal dengan pekerjaan sehari-hari mereka.

"Warga tetap waspada, tapi saat ini masih aman-aman saja," kata Maryanto, Kepala Dusun (Kadus) Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin (20/8/2018).

Warga Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele yang berjarak sekitar 3 km dari puncak Gunung Merapi, saat ini masih beraktivitas normal. Warga yang sebagian besar sehari-harinya bekerja sebagai petani itu saat ini sedang panen tembakau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Maryanto, sebagian warga sudah mengetahui bahwa tumbuh kubah lava baru di puncak Merapi. Namun sebagian ada yang belum tahu informasi tersebut. Terkait aktivitas magmatik tersebut, warga pun kini meningkatkan kewaspadaan.

"Warga meningkatkan kewaspadaan, sewaktu-waktu harus mengungsi, kami siap. Kami warga disini ikuti instruksi pemerintah," ujarnya.

Sementara terpisah Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengakan pihaknya akan segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana gunung Merapi. Khususnya masyarakat di wilayah KRB III.

Dijelaskan Bambang, di Kabupaten Boyolali, wilayah yang masih KRB III bencana erupsi Gunung Merapi yaitu sebagian di wilayah Desa Tlogolele, Desa Klakah dan Jrakah.

"Yang paling tinggi Dukuh Stabelan (Desa Tlogolele)," jelasnya.

Bambang menambahkan, status Gunung Merapi saat ini masih dalam level waspada. Sesuai rekomendasi BPPTKG, wilayah KRB III harus mendapatkan perhatian. Maka pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar sosialisasi kepada masyarakat.

"Apabila terjadi peningkatan status ke siaga, itu mau tidak mau, suka tidak suka (warga di KRB III) harus pindah atau turun (mengungsi) ke tempat yang lebih aman," kata Bambang.

Di Desa Tlogolele, sudah memiliki tempat penampungan sementara (TPS) pengungsi. Yaitu di gedung olahraga desa setempat. TPS tersebut saat terjadi letusan freatik beberapa waktu lalu, juga sudah digunakan warga dari Dukuh Stabelan dan Takeran untuk mengungsi. Bambang Sinung mengatakan, di TPS tersebut akan segera dibangun MCK dan dapur umum.

Lebih lanjut, Bambang mengemukakan pada tanggal 13-14 Agustus 2018 lalu pihaknya juga baru saja menggelar sosialisasi di Kecamatan Selo dengan menghadirkan pihak BPPTKG. Sosialisasi dilakukan dengan tujuan masyarakat bisa lebih siap jika status gunung Merapi meningkat.

"Persiapan yang lalin, kami juga akan melakukan gladi lapang, gladi Posko di Selo, atau alternatif lain di Musuk. Kita lihat kondisinya, jika masih memungkinkan akan kami laksanakan di Selo," imbuhnya.

Gladi Posko dan gladi lapang, terang dia, untuk mempersiapkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik jika sewaktu-waktu terjadi erupsi. Mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri.

"Kita tetap menunggu pernyataan BPPTKG yang memiliki kewenangan untuk menetapkan status Merapi. Prinsip, Pemkab Boyolali siap, kita persiapkan masyarakat apabila nanti terjadi erupsi," tandas Bambang. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads