Siswa SMK yang Periang Itu Jadi Korban Ricuh Suporter di Bantul

Siswa SMK yang Periang Itu Jadi Korban Ricuh Suporter di Bantul

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 27 Jul 2018 13:18 WIB
Rumah duka Iqbal di Bantul (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Bantul - Muhammad Iqbal, tewas dalam kericuhan suporter saat pertandingan PSIM Yogyakarta melawan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung Bantul Kamis (27/7) kemarin. Nyawa siswa SMK tersebut tak tertolong akibat luka-luka yang dideritanya.

Aiptu Suradi, bapak kandung Iqbal tidak menyangka anaknya meninggal secepat ini. Iqbal adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Suradi dan Tri Wahyuningsih, warga Dusun Balong, Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul. Dia siswa di SMK 1 Pleret, Bantul.

Di mata keluarga, Iqbal dikenal sebagai pribadi yang riang dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya sebagai pelajar. Selain itu Iqbal juga dikenal berjiwa sosial tinggi dan memiliki hubungan pertemanan yang luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Suradi melanjutkan, sebenarnya anaknya bukanlah anggota khusus suporter salah klub yang bertanding. Iqbal datang ke stadion bersama temannya untuk menyaksikan laga PSIM Yogyakarta melawan PSS Sleman tersebut.

"Kayaknya bukan (tidak tergabung kelompok suporter) juga. Ya saya enggak tahu, kenapa dikeroyok di (kompleks) stadion," ujarnya.

Aiptu Suradi berharap oknum suporter pelaku penganiayaan hingga menewaskan anaknya bisa ditangkap dan harus mempertangunggjawabkan tindakannya secara hukum. "Harapan saya sebagai orangtua juga seperti itu (diusut)," tegasnya.


"Ini juga kan saya punya pimpinan, pimpinan juga sudah tahu. Ya mudah-mudahan ada tindak lanjut bagaimana selanjutnya," lanjut pria yang menjabat Kasium di Mapolsek Pleret tersebut.

Sebagaimana diketahui, Iqbal diduga menjadi korban pengeroyokan oknum suporter dalam pertandingan sepakbola di Kompleks SSA Bantul. Iqbal akhirnya meninggal di RS Permata Husada Pleret pada Kamis (27/7) sekitar pukul 19.00 WIB. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads