Kepala Dinas Kesehatan, Widoyono mengatakan 7 anak tersebut berada di Kelurahan Genuksari, Kelurahan Bangetayu Wetan, dan Kelurahan Tandang.
"Dari Juni kemarin ditemukan ada 7, " kata Widoyono di Balai Kota Semarang, Jumat (20/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada satu sekolah menolak imunisasi. Jadi 7 itu tidak diimunisasi waktu bayi," tandasnya.
![]() |
Setelah ada kasus difteri tersebut, kepala sekolah dan orangtua di sekitar penderita difteri meminta ada imunisasi. Selain itu pihak Pemerintah Kota Semarang juga bergerak cepat melakukan imunisasi untuk difteri di posyandu-posyandu.
"Sekarang yang terjadi orangtua dan kepala sekolah minta, mereka menyesal," katanya.
Namun ketika ditanya terkait status yang diterapkan terhadap kasus difteri ini, Widoyono belum mengungkapkan apakah masuk darurat atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Ada kasus, sudah penanganan," ujarnya.
Sementara itu Lurah Genuksari, Sutrisno membenarkan ada warganya yang meninggal akibat difteri berusia 12 tahun. Yang bersangkutan sudah langsung dimakamkan semalam.
"Semalam takziyah di korban, langsung dimakamkan di Karang Roto Bergota," kata Sutrisno.
Tidak hanya 1 yang terjangkit difteri, di wilayahnya ada total 5 anak dan masih bersaudara. Dari informasi yang diperoleh, 4 anak lainnya masih dirawat di rumah sakit.
"Pada hari Senin dari Genuksari dan Bangetayu kunjungan ke rumah yang bersangkutan. Dibawa ke RS Kariyadi, di sana dapat info ada 5 orang yang sedang dalam penanganan medis. Kami dari kelurahan setelah kejadian kumpulkan kader posyandu," jelas Sutrisno. (alg/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini