Ketua RT setempat, Sumarjono mengaku mendapatkan informasi Saefulloh adalah mantan napi terorisme (napiter). Sumarjono juga mengaku sebelum Saefulloh diciduk Densus, dia diminta mengawasi gerak-gerik pria yang mengaku berasal dari Tegal, Jawa Tengah itu.
"Ada pihak yang meminta saya mengawasi Saefulloh, ada informasi dia mantan napiter, jadi saya diminta ikut mendampingi dia membaur kembali ke masyarakat, agar dia bisa kembali ke masyarakat," kata Sumarjono, ditemui di rumahnya, Rabu (11/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sesuai Kartu Keluarga, Saefulloh punya empat anak. Tapi yang satu kerja dan tidak tinggal jadi satu. Jadi yang di rumah itu Saefulloh, istri dan tiga anaknya," jelas Sumarjono yang merupakan purnawirawan polisi berpangkat Ipda tersebut.
Selama 5 bulan di kontrakan barunya, lanjut Sumarjono, Saefulloh dalam kesehariannya aktif kegiatan sosial bersama warga.
"Sehari-hari dia jualan bakso tusuk, martabak, di depan rumahnya pinggir jalan. Kalau kegiatan sosial cukup aktif meski dia terlihat pendiam," ungkapnya. (sip/sip)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 