Kepala UPT Dieng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Aryadi Darwanto, mengatakan fenomena embun es atau oleh warga disebut bun upas di dataran tinggi Dieng masih terlihat di beberapa titik hari ini.
"Hari ini masih muncul bun upas, hanya lebih tipis. Suhu udara juga masih lebih dingin pada saat Jumat kemarin," terangnya saat dihubungi detikcom, Sabtu (7/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, fenomena alam berupa embus es ini masih akan terjadi hingga bulan Agustus mendatang. Bahkan, jika terjadi kemarau panjang bisa terjadi sampai September.
"Berdasarkan keterangan warga, bun upas masih terjadi hingga bulan Agustus. Bahkan, menurut mereka (warga Dieng) bun upas pada bulan Agustus justru lebih tebal dibanding yang muncul di Bulan Juli," ungkapnya.
Akibatnya, dampak pada tanaman seperti kentang, wortel pun lebih terasa karena bun upas yang lebih tebal. Sedangkan jika dicermati, warna bun upas juga sedikit terlihat kehitam-hitaman.
"Kalau diamati warnanya sedikit hitam. Ini karena lebih tebal," kata dia.
Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiono, membenarkan jika fenomena bun upas biasanya lebih tebal pada Bulan Agustus. Namun menurutnya, embun yang membeku baik tebal maupun tipis sama saja merusak tanaman.
"Biasayanya memang lebih tebal. Tetapi, dampaknya sama, karena satu kali saja kena bun upas, tanaman mati. Kecuali bun upasnya sangat tipis," terangnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini