Airlangga mengatakan santri berpotensi besar dalam turut serta mengembangkan kewirausahaan berbasis teknologi. Sebab, pondok pesantren memiliki basis komunitas yang efektif.
"Seperti Ponpes Nurul Iman di Bogor. Santrinya lebih 20 ribu, kami dorong entrepreneur. Kami dorong bikin roti, digital pesantren, e-commerce. Kami juga dorong mengelola minimarket," katanya di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sukoharjo, Senin (21/5/2018).
Ketum Partai Golkar itu juga meminta santri tidak khawatir dengan kemajuan teknologi yang dianggap meminimalkan penggunaan tenaga manusia. Dia meyakinkan bahwa teknologi justru dapat membuka lapangan pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga mencontohkan beberapa wirausaha berbasis teknologi yang sukses, seperti Grab dan Go-Jek. Penyedia jasa transportasi dan fasilitas lain itu kini bisa membuka lapangan kerja yang cukup besar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Arif Sambodo, menambahkan bahwa santri di Jateng memiliki potensi besar untuk menumbuhkan wirausahawan muda. Diharapkan mereka dapat menjadi santri yang mandiri setelah lulus.
"Berdasarkan data BPS, di Indonesia ada 5.850 pondok pesantren dengan 50 ribu ustaz serta ustazah, dan 507 ribu santri. Tentunya ini menjadi potensi besar untuk dikembangkan, apalagi untuk memajukan pondok pesantren," tuturnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini