Debat Cabup Kudus, Lima Paslon Suarakan Berantas Korupsi

Debat Cabup Kudus, Lima Paslon Suarakan Berantas Korupsi

Akrim Hazami - detikNews
Sabtu, 12 Mei 2018 00:47 WIB
Foto: Akrom Hazami/detikcom
Kudus - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kudus menggelar debat terbuka Calon Bupati/ Calon Wakil Bupati (Cabup/ Cawabup). Acara debat terbuka di gelar di hotel di kawasan Jati Kudus, Jumat (11/5/2018) malam.

Lima pasangan calon, yakni pasangan An-Noor (1), Harjuna (2), Hartini-Bowo (3), Akhi (4) dan TOP (5), satu persatu memaparkan visi dan misinya kepada publik dan beradu argumentasi.

Masing-masing pasangan diberikan kesempatan memaparkan program serta visi dan misi. Salah satu pembahasan yang paling banyak diungkapkan adalah masalah pemberantasan korupsi, pelayanan pendidikan dan kesehatan. Masalah pemberantasan korupsi, yang pertama kali dipaparkan oleh pasangan Masan-Noor Yasin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pencegahan korupsi itu akan kami lakukan. Kita akan kurangi tingkat korupsi. Jangan sampai kemajuan malah melahirkan penyimpangan," papar Masan.

Sejumlah program yang dilakukan bupati sebelumnya menurut Masan, memang dibuat untuk memudahkan pelayanan serta menghindari penyelewengan. Salah satu caranya dengan memudahkan pelayanan perizinan secara online.

"Adanya pelayanan semacam itu menghindari adanya penyelewengan," katanya.

Sementara itu pasangan Noor Hartoyo-Junaidi juga tak kalah lantang. Menurutnya seorang pemimpin itu adalah sosok yang patut dicontoh. Jadi pantang melakukan penyelewengan karena sama saja memberi contoh buruk pada masyarakat.

"Pemimpin itu harus ing ngarso sing tuladha. Jika kami jadi, 70% saya akan di lapangan, dan 30% di kantor. Kudus Berperadaban," ungkap Hartoyo.

Sedangkan pasangan Tamzil-Hartopo mengatakan, pihaknya siap mewujudkan Kudus yang religius dan modern. salah satu diantaranya menciptakan 500 pengusaha baru per tahun. Adanya pengusaha baru itu akan menambah lapangan pekerjaan.

"500 pengusaha per tahun akan kami ciptakan. Ini diantara solusi kami dalam menambah lapangan pekerjaan. Kita gandeng Balai Latihan Kerja (BLK). Kita beri pelatihan seperti fotografi, mesin dan lainnya," kata Tamzil.

Sementara Sri Hartini-Setia Budi Wibawa memaparkan pihaknya akan memajukan perempuan di Kudus. Menurut Sri, kini saatnya perempuan di Kudus mendapatkan peran yang lebih baik.

"Persentase perempuan di Kudus itu ada 51%. Kalau persentase yang besar tidak diberdayakan, maka akan sayang," ujar Sri.

Pasangan independen/perseorangan, Akhwan-Hadi Sucipto lantang menyuarakan tentang pentingnya sosok pemimpin yang berasal dari Kudus. Sebab hanya orang lokal yang paham masalah kelokalan. Akhwan juga menyoroti soal pendidikan dan fasilitas kesehatan.

"Jangan sampai Kudus dipimpin bupati yang berasal dari luar kota," ujarnya. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads