Saat ditemui dalam kunjungannya ke Koperasi Batur Jaya, sentra industri logam di Ceper, Klaten, Sudirman menilai hasil tersebut tidak dapat menjadi patokan kemenangan dalam Pilgub Jateng nanti.
"Nanti elektabilitas yang menanggapi masyarakat. Pilkadanya kan 27 Juni," kata Sudirman kepada wartawan, Rabu (25/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, beberapa survei yang dia ketahui menghasilkan data berbeda-beda. Apapun hasil survei, dia mengaku akan terus bekerja meyakinkan masyarakat.
"Ada yang 10 persen, 20 persen, 30 persen, macam-macam. Itu bagian dari cermin kita dan siapapun boleh melakukan survei. Tinggal tugas kami bekerja keras meyakinkan masyarakat," ujar mantan Menteri ESDM itu.
Masih dalam survei tersebut, dikatakan bahwa pemilih dari Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terpecah. Suara mereka imbang untuk Sudirman-Ida dan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
"Tanya ke teman-teman PKS Gerindra aja. Masuk akal apa enggak," kata Sudirman.
Dia pun menyangkal adanya tudingan partai koalisi yang tidak solid. Seluruh parpol menurutnya telah bekerja keras.
"Semua partai menurut saya yang dukung koalisi solid, mereka kerja keras. Saya ngga mau nilai hasil survei. Survei ya survei, kita tetep jalan," pungkasnya.
Survei dilakukan tanggal 3-10 April 2018 dengan metode multi stage random sampling, responden 600 orang, dan margin of error sebesar Β±4,1 persen. Hasilnya Ganjar-Yasin didukung 50,3 persen suara, kemudian Sudirman-Ida didukung 10,5 persen suara, sedangkan 39,2 persen belum menyatakan sikap. (mbr/mbr)











































