Lahan pertanian yang dirusak diantaranya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener. Serangan babi huta ini terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Serangan tersebut berpindah-pindah dari satu ladang ke ladang yang lain.
"Ya sudah sekitar empat bulan ini dirusak dan sasarannya berpindah-pindah terus, dari satu ladang ke ladang yang lain, sehingga kerusakannya semakin bertambah luas," kata salah satu warga, Saiful (61) yang ditemui detikcom, Kamis (19/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya menyerang tanaman palawija yang ditanam warga, seperti jagung, singkong, talas hingga padi. Bahkan tanaman albasia dan tanaman lain yang tidak dimakan ikut diobrak-abrik mungkin dicari cacingnya," lanjutnya.
Saat turun ke permukiman, babi hutan tersebut datang bergerombol. Dalam satu gerombolan babi hutan, kawanan babi bisa berjumlah hingga lebih dari lima ekor. Populasi babi hutan ini diperkirakan juga bertambah banyak. Diduga, terjadinya perusakan lahan pertanian dan ladang itu terjadi karena kelangkaan sumber makanan di kawasan hutan.
Secara terpisah, Kasi Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Purworejo, Ari Sulistyani mengatakan pihaknya sudah melakukan penyuluhan kepada petani. Beberapa langkah yang akan diambil antar lain dengan membuat penghalang, memasang perangkap untuk dimusnahkan jika membahayakan.
purworejo
"Kita sudah lakukan penyuluhan ke petani, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti sanitasi lahan karena dengan membersihkan lahan dari rumput dan semak-semak. Kalau lahan bersih, babi hutan tidak tertarik," katanya.
Selain itu lanjut dia, petani bisa membuat penghalang (barrier) dengan tanaman pisang, maka babi akan memakan tanaman barier. Jika memang mendesak maka babi bisa ditangkap dengan perangkap atau menembak hama tersebut," tuturnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini