Mereka adalah warga terdampak atas beroperasinya pabrik yang berada di Kecamatan Nguter itu sejak tiga bulan yang lalu. Warga mengeluhkan bau busuk limbah udara PT RUM yang harus mereka hirup setiap hari.
Massa mulai berdatangan sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (19/1/2018). Mereka membentuk barisan di Jalan Veteran depan DPRD Sukoharjo. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berdoa, mereka masuk ke halaman untuk melanjutkan orasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi diwarnai dengan pentas teatrikal untuk menggambarkan warga yang lemas akibat mengirup polusi udara. Mereka meminta udara di kampungnya segar kembali.
![]() |
Berbagai spanduk dan poster mereka bawa. Antara lain daftar nama-nama warga yang terdampak polusi. Massa juga kompak mengenakan masker sebagai simbol dampak polusi udara.
Selain itu, mereka juga membawa tulisan-tulisan bernada satir, seperti 'Sirah kulo mumet, Pak Bupati. Sirah njenengan pripun?', 'Kesehatanmu tidaklah penting ketimbang kesenangan investor', dan 'Sukoharjo Makmur Ora Mergo PT RUM'.
Massa juga berkali-kali menyanyikan yel-yel tuntutannya untuk menutup PT RUM.
![]() |
"Pokoke tutup! Pokoke tutup! Pokoke tutup!" teriak massa.
Salah seorang warga Desa Gupit, Nguter, Ajeng, mengatakan warga di sekitar pabrik merasakan pusing bahkan muntah akibat menghirup bau busuk. Selain Kecamatan Nguter, bau tersebut meluas ke Kecamatan sekitarnya, seperti Kecamatan Bendosari dan Sukoharjo.
"Baunya seperti septic tank bocor. Banyak balita muntah-muntah. Kami minta PT RUM ditutup," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini