"Kami sempat tidak digaji selama 3 bulan, sebelumnya gaji kami juga dipotong. Kami tidak tahu apa alasan yayasan," ujar Kepala SD Bhinneka Tunggal Ika Yogyakarta, Retyas Budi Indarwanto, saat ditemui di Ndalem Notoprajan Kota Yogyakarta, Senin (17/7/2017).
Pihak yang memotong gaji sampai akhirnya memecat para guru, menurut Budi hanya oknum yang berada di internal yayasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dampak Konflik Internal, Para Siswa Sekolah Bhinneka Yogya Ngungsi
Budi melanjutkan, ada 2 orang yang disebutnya oknum di internal yayasan. Kedua orang tersebut masing-masing menjabat sebagai pembina dan pengawas. Namun ternyata si pembina ikut turut campur mengurusi masalah keuangan.
"Pembina kok mengurusi keuangan. Nah orangtua dan wali murid mengendus permasalahan ini. Kami juga diminta mengajukan surat lamaran baru. Kalau tidak kami dianggap sudah tidak bekerja di lingkungan sekolah lagi," imbuhnya.
Kepala SMP Bhinneka Tunggal Ika Yogyakarta, Thereshia Nariza, membenarkan bahwa kepala sekolah dan para guru sempat tidak digaji oleh yayasan.
"Guru SMP selama 3 bulan tidak dibayar, sebelumnya gaji ke guru juga telat dibayar," ungkapnya.
Karena berbagai persoalan itu, akhirnya mereka bersama wali murid memutuskan memindahkan lokasi belajar. Walaupun legalitas mereka dipertanyakan pihak yayasan.
Baca juga: Siswa Sekolah Bhinneka Yogya Ngungsi atas Inisiatif Para Orang Tua
Pengawas Yayasan Bhinneka Tunggal Ika Yogyakarta, Bambang Siswanto, menampik tuduhan pihak yayasan tidak membayar gaji kepala sekolah dan para guru. "Tidak benar, itu keterangannya bohong," klaim Bambang saat dihubungi lewat handphone.
Caption: Upacara bendera siswa Sekolah Bhinneka Tunggal Ika Yogyakarta di Ndalem Notoprajan, Senin (17/7/2017). (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini